Menyedihkan, Setiap Bulan Seorang Ibu Hamil di Blitar Meninggal Dunia
Jum'at, 13 Januari 2023 - 13:17 WIB
BLITAR - Kasus kematian ibu hamil di Kabupaten Blitar Jawa Timur masih juga terjadi. Catatan dinas kesehatan menyebut sepanjang tahun 2022 telah ditemukan 17 ibu hamil yang meninggal dunia. Artinya dalam sebulan rata-rata terjadi 1-2 kasus kematian ibu hamil.
“Selama tahun 2022 ada 17 kasus ibu hamil meninggal dunia,” ujar Subko Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Etti Suryani kepada wartawan, Jumat (13/1/2023).
Salah satu penyebab kasus kematian ibu hamil adalah eklamsia atau keracunan. Gejala keracunan kehamilan ini biasanya muncul pada saat usia kandungan di atas 20 minggu. Namun beberapa kasus terjadi lebih awal atau bahkan setelah melahirkan.
Secara klinis, ibu hamil yang mengalami eklamsia merasakan serangan sakit kepala hebat. Biasanya disusul gejala mata kabur, mual atau muntah, nyeri pada rusuk, sesak nafas, trombosit turun hingga wajah, tangan dan kaki bengkak.
Eklamsia tidak hanya membahayakan nyawa si ibu, tapi juga janin yang dikandung. Menurut Etti, selain keracunan, penyebab lain dari kasus kematian 17 ibu hamil di Kabupaten Blitar adalah pendarahan dan infeksi. “Kemudian ada yang disebabkan terinfeksi Covid-19,” ungkapnya.
Kendati demikian, dibanding tahun 2021 angka kasus kematian ibu hamil di tahun 2022 relatif lebih rendah. Pada tahun 2021 telah terjadi 69 kasus kematian ibu hamil, dengan 56 di antaranya disebabkan Covid-19.
Baca: Pulau Pananggalat di Mentawai Dijual Senilai Rp15 Miliar, Cek Faktanya.
Untuk mengantisipasi kasus kematian kembali terjadi, Etti menghimbau kepada para ibu hamil untuk secara berkala memeriksakan kandungannya, termasuk melakukan vaksinasi Covid-19.
“Selama tahun 2022 ada 17 kasus ibu hamil meninggal dunia,” ujar Subko Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Etti Suryani kepada wartawan, Jumat (13/1/2023).
Salah satu penyebab kasus kematian ibu hamil adalah eklamsia atau keracunan. Gejala keracunan kehamilan ini biasanya muncul pada saat usia kandungan di atas 20 minggu. Namun beberapa kasus terjadi lebih awal atau bahkan setelah melahirkan.
Secara klinis, ibu hamil yang mengalami eklamsia merasakan serangan sakit kepala hebat. Biasanya disusul gejala mata kabur, mual atau muntah, nyeri pada rusuk, sesak nafas, trombosit turun hingga wajah, tangan dan kaki bengkak.
Eklamsia tidak hanya membahayakan nyawa si ibu, tapi juga janin yang dikandung. Menurut Etti, selain keracunan, penyebab lain dari kasus kematian 17 ibu hamil di Kabupaten Blitar adalah pendarahan dan infeksi. “Kemudian ada yang disebabkan terinfeksi Covid-19,” ungkapnya.
Kendati demikian, dibanding tahun 2021 angka kasus kematian ibu hamil di tahun 2022 relatif lebih rendah. Pada tahun 2021 telah terjadi 69 kasus kematian ibu hamil, dengan 56 di antaranya disebabkan Covid-19.
Baca: Pulau Pananggalat di Mentawai Dijual Senilai Rp15 Miliar, Cek Faktanya.
Untuk mengantisipasi kasus kematian kembali terjadi, Etti menghimbau kepada para ibu hamil untuk secara berkala memeriksakan kandungannya, termasuk melakukan vaksinasi Covid-19.
(nag)
tulis komentar anda