Kisah Masyarakat Kasta Terendah Era Kerajaan Majapahit, Kenakan Baju dari Pembungkus Mayat

Sabtu, 07 Januari 2023 - 05:00 WIB
Masyarakat dari kasta terendah pada zaman Kerajaan Majapahit mengenakan pakaian dari pembungkus mayat.
Kerajaan Majapahit menerapkan sistem pembagian kasta di masyarakat. Ada empat kasta yang berlaku kala itu, yakni brahamana, ksatria, waisya, dan sudra. Keempat golongan ini disebut sebagai warna.

Istilah warna digunakan baik dalam bahasa Sanskerta maupun bahasa Jawa kuno berdasarkan kelahiran. Istilah ini bisa diterjemahkan dengan kata kasta, pada mulanya menunjukkan status sosial. Namun selain empat kasta tersebut, ternyata ada golongan lapisan masyarakat lain yang hidup di masa pemerintahan Kerajaan Majapahit, tetapi tidak termasuk dalam warna.

Mengutip Okezone.com, golongan ini berjumlah tiga yang disebut pada Kakawin Nagarakretagama pupuh 81 / 4 yakni candala, mleccha, dan tuccha. Secara singkat, mereka adalah orang yang diharamkan dalam masyarakat.

Sebagaimana dikutip dari buku "Tafsir Sejarah Nagarakertagama" dari Prof Slamet Muljana, ada beberapa yang menyebut golongan ini sebagai warna kelima atau pancana. Menurut undang-undang, anak yang lahir dari perkawinan campuran mempunyai status lebih rendah daripada ayahnya.



Baca juga: Kisah Kedahsyatan Siasat Panembahan Senopati Hancurkan Pasukan Pajang Tanpa Perang

Demikianlah anak yang lahir dari perkawinan campuran antara laki-laki sudra dan perempuan dari ketiga golongan lainnya, statusnya lebih rendah daripada sudra. Kebanyakan candala itu orang-orang yang lahir dari perkawinan campuran di atas itu.

Golongan candala disebut tidak diizinkan tinggal bersama dengan golongan Arya, baik di kota maupun di desa. Mereka berkampung di luar batas kota. Meskipun mereka itu mempunyai mata pencaharian lain, kebanyakan di antara mereka adalah tukang penggotong dan pembakar jenazah atau algojo penjahat yang dijatuhi hukuman mati.

Menurut undang-undang, pakaian mereka dibuat dari bahan pembungkus jenazah yang mereka bakar. Tempat makannya ialah barang pecah-pecahan (kereweng) dan perhiasannya dibuat dari besi.

Keempat golongan warna menjauhkan diri dari mereka agar jangan terjejas oleh keharamanannya atau jatuh ke tarafnya. Pada zaman Gupta, mereka itu diperlakukan sama dengan penderita lepra di Eropa pada abad pertengahan. Jika masuk kota, diharuskan membunyikan keprak kayu sebagai isyarat kepada golongan Arya, untuk menyingkir.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content