Awal Januari 2023 Sulawesi Utara Diprediksi Masih Mengalami Inflasi
Rabu, 04 Januari 2023 - 07:48 WIB
MANADO - Membuka lembaran baru tahun 2023, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) diprediksi oleh Bank Indonesia (BI), masih akan mengalami inflasi. Prediksi masih terjadinya inflasi sepanjang Januari 2023 ini, dipicu oleh kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok.
Kepala BI Sulut, Andry Prasmuko menyebutkan, inflasi yang terjadi di Provinsi Sulut, sepanjang Januari 2023, diperkirakan lebih rendah seiring dengan adanya normalisasi permintaan masyarakat.
"Curah hujan yang diperkirakan masih tinggi, berisiko melanjutkan tren kenaikan harga komoditas hortikultura. Selain itu, komoditas beras yang diperkirakan memasuki masa panen raya pada bulan Maret 2023, juga akan mendorong inflasi Sulut," tuturnya.
Dia menjelaskan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulut, terus berkomitmen untuk melanjutkan upaya pengendalian inflasi pada tahun 2023. Sepanjang 2022, TPID Provinsi Sulut telah menjalankan berbagai program, utamanya pengendalaian harga menjelang Idul Fitri, dan Nataru, serta serangkaian program pengendalian inflasi.
Program-program seperti pelaksanaan sidak dan pasar murah, subsidi transportasi, dan pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), telah menyebabkan tekanan inflasi Sulut cukup terjaga pada rentang batas atas sasaran inflasi, dan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional.
Bersamaan dengan penyelenggaraan GNPIP 2022, telah didistribusikan 40.000 bibit cabai pada November 2022, dan 160.000 bibit pada Desember 2022 yang diharapkan dapat turut menjaga tekanan inflasi pada awal tahun 2023.
Selanjutnya, katanya, implementasi GNPIP Sulut akan diperluas dan dilakukan dengan lebih intensif untuk memberikan dampak yang lebih luas pada inflasi Sulut dan menjaga daya beli masyarakat di tengah pemulihan ekonomi yang masih berlanjut.
Kepala BI Sulut, Andry Prasmuko menyebutkan, inflasi yang terjadi di Provinsi Sulut, sepanjang Januari 2023, diperkirakan lebih rendah seiring dengan adanya normalisasi permintaan masyarakat.
"Curah hujan yang diperkirakan masih tinggi, berisiko melanjutkan tren kenaikan harga komoditas hortikultura. Selain itu, komoditas beras yang diperkirakan memasuki masa panen raya pada bulan Maret 2023, juga akan mendorong inflasi Sulut," tuturnya.
Baca Juga
Dia menjelaskan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulut, terus berkomitmen untuk melanjutkan upaya pengendalian inflasi pada tahun 2023. Sepanjang 2022, TPID Provinsi Sulut telah menjalankan berbagai program, utamanya pengendalaian harga menjelang Idul Fitri, dan Nataru, serta serangkaian program pengendalian inflasi.
Program-program seperti pelaksanaan sidak dan pasar murah, subsidi transportasi, dan pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), telah menyebabkan tekanan inflasi Sulut cukup terjaga pada rentang batas atas sasaran inflasi, dan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional.
Bersamaan dengan penyelenggaraan GNPIP 2022, telah didistribusikan 40.000 bibit cabai pada November 2022, dan 160.000 bibit pada Desember 2022 yang diharapkan dapat turut menjaga tekanan inflasi pada awal tahun 2023.
Selanjutnya, katanya, implementasi GNPIP Sulut akan diperluas dan dilakukan dengan lebih intensif untuk memberikan dampak yang lebih luas pada inflasi Sulut dan menjaga daya beli masyarakat di tengah pemulihan ekonomi yang masih berlanjut.
(eyt)
tulis komentar anda