Sejarah Berdirinya Puro Mangkunegaran, Lokasi Pernikahan Kaesang-Erina
Jum'at, 09 Desember 2022 - 06:00 WIB
SOLO - Pura Mangkunegaran akan menjadi saksi pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep-Erina Gudono . Di lokasi ini keduanya akan mengucap janji suci untuk hidup semati.
Dikutip dari website resmi Puro Mangkunegaran, pura ini adalah istana resmi Kadipaten Mangkunagaran dan tempat kediaman para Adipati Mangkunagaran.
Awal berdirinya pura ini terjadi pada tahun 1757, setelah Perjanjian Salatiga yang mengawali pendirian Kadipaten Mangkunagaran ditandatangani oleh kelompok Raden Mas Said, Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwana I), Sunan Pakubuwana III, dan VOC pada tahun 1757.
Pangeran Sambernyawa, julukan bagi Raden Mas Said, diangkat menjadi Pangeran Adipati bergelar Mangkunagara I.
Bangunan ini berada di Surakarta. Secara arsitektur kompleks bangunannya memiliki bagian-bagian yang menyerupai keraton, seperti memiliki pamedan, pendapa, pringgitan, dalem, dan keputren. Seluruh kompleks dikelilingi oleh tembok, hanya bagian pamedan yang diberi pagar besi.
Mangkunegaran merupakan Kadipaten yang posisinya dibawah Kasunanan dan Kasultanan. Pada tahun 1757 – 1946, Kadipaten Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom yang memiliki wilayah yang sangat luas dan berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan.
Setelah sekian abad menjadi Kerajaan otonom, pada September 1946 Mangkunegara VIII menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun meletusnya revolusi sosial di Surakarta pada tahun 1945-1946, telah mengakibatkan Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya.
Dikutip dari website resmi Puro Mangkunegaran, pura ini adalah istana resmi Kadipaten Mangkunagaran dan tempat kediaman para Adipati Mangkunagaran.
Awal berdirinya pura ini terjadi pada tahun 1757, setelah Perjanjian Salatiga yang mengawali pendirian Kadipaten Mangkunagaran ditandatangani oleh kelompok Raden Mas Said, Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwana I), Sunan Pakubuwana III, dan VOC pada tahun 1757.
Pangeran Sambernyawa, julukan bagi Raden Mas Said, diangkat menjadi Pangeran Adipati bergelar Mangkunagara I.
Bangunan ini berada di Surakarta. Secara arsitektur kompleks bangunannya memiliki bagian-bagian yang menyerupai keraton, seperti memiliki pamedan, pendapa, pringgitan, dalem, dan keputren. Seluruh kompleks dikelilingi oleh tembok, hanya bagian pamedan yang diberi pagar besi.
Mangkunegaran merupakan Kadipaten yang posisinya dibawah Kasunanan dan Kasultanan. Pada tahun 1757 – 1946, Kadipaten Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom yang memiliki wilayah yang sangat luas dan berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan.
Setelah sekian abad menjadi Kerajaan otonom, pada September 1946 Mangkunegara VIII menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun meletusnya revolusi sosial di Surakarta pada tahun 1945-1946, telah mengakibatkan Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya.
tulis komentar anda