Hebat, 3 Mahasiswa Ini Kembangkan Sistem Monitoring Pengendali Hama
Jum'at, 10 Juli 2020 - 09:12 WIB
YOGYAKARTA - Tiga mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM berhasil mengembangkan sistem monitoring pengendali hama terpadu (HTP) dalam produk pertanian berbasis microcomputer terintegrasi dengan cloud.
Sistem yang diberinama BIAMON ini mampu memonitoring suara hama sekaligus untuk penerapan dan pengembangan teknologi di bidang pertanian di era revolusi industri 4.0.
Tiga mahasiswa itu, Sumardo Purba, Andi Telaumbanua dan Jaromasen Damanik. Inovasi mereka juga meraih juara pertama dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Agritech Exhibition 2020 di Universitas Hasanuddin secara daring.
Sumardo Purba mengatakan, prototipe BIAMON adalah sebuah sistem monitoring sinyal akustik dari suara hewan. Dalam pengembangan dapat dimanfaatkan sebagai indikator dalam pengamatan perilaku hama guna menerapkan konsep pengendalian hama terpadu.
“Sinyal suara hewan memiliki frekuensi yang khas dalam merespon perubahan kondisi lingkungannya, hal inilah yang menjadi ide dalam pengembangan peralatan ini,” kata Samardo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/9/2020).
Sedangkan cara kerja sistem ini dengan mendeteksi sinyal akustik suara hewan di lingkungan budidaya pertanian luar ruangan. Sinyal tersebut ditangkap dengan mikrofon yang terhubung dengan mikro komputer yang diprogram untuk mengelola periode sampling, penyimpanan, dan pengiriman data dari media penyimpanan lokal ke cloud melalui jaringan internet.
“Selanjutnya, data sinyal suara dapat tersimpan dan terorganisasi di Cloud untuk memudahkan pengelolaan dan pengolahan lebih lanjut,” paparnya.(Baca juga : Mahasiswa UGM Olah Kotoran Kambing dan Domba Jadi Briket Biomasa )
Menurut Samardo sistem monitoring ini akan dikembangkan dengan melakukan karakterisasi dan identifikasi perilaku sinyal akustik terhadap realita hama penyakit yang ada di lapangan.
“Sistem ini dikembangkan di Smart Agriculture Research Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM bekerja sama dengan Bio-Acoustic Resarch UGM,” terangnya.
Sistem ini telah diuji cobakan untuk pengamatan sinyal akustik suara tonggeret (dundubia manifera) dan jangkrik (gryllus assimilis) yang banyak ditemui pada lahan budidaya tanaman produksi pertanian.
Sistem yang diberinama BIAMON ini mampu memonitoring suara hama sekaligus untuk penerapan dan pengembangan teknologi di bidang pertanian di era revolusi industri 4.0.
Tiga mahasiswa itu, Sumardo Purba, Andi Telaumbanua dan Jaromasen Damanik. Inovasi mereka juga meraih juara pertama dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Agritech Exhibition 2020 di Universitas Hasanuddin secara daring.
Sumardo Purba mengatakan, prototipe BIAMON adalah sebuah sistem monitoring sinyal akustik dari suara hewan. Dalam pengembangan dapat dimanfaatkan sebagai indikator dalam pengamatan perilaku hama guna menerapkan konsep pengendalian hama terpadu.
“Sinyal suara hewan memiliki frekuensi yang khas dalam merespon perubahan kondisi lingkungannya, hal inilah yang menjadi ide dalam pengembangan peralatan ini,” kata Samardo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/9/2020).
Sedangkan cara kerja sistem ini dengan mendeteksi sinyal akustik suara hewan di lingkungan budidaya pertanian luar ruangan. Sinyal tersebut ditangkap dengan mikrofon yang terhubung dengan mikro komputer yang diprogram untuk mengelola periode sampling, penyimpanan, dan pengiriman data dari media penyimpanan lokal ke cloud melalui jaringan internet.
“Selanjutnya, data sinyal suara dapat tersimpan dan terorganisasi di Cloud untuk memudahkan pengelolaan dan pengolahan lebih lanjut,” paparnya.(Baca juga : Mahasiswa UGM Olah Kotoran Kambing dan Domba Jadi Briket Biomasa )
Menurut Samardo sistem monitoring ini akan dikembangkan dengan melakukan karakterisasi dan identifikasi perilaku sinyal akustik terhadap realita hama penyakit yang ada di lapangan.
“Sistem ini dikembangkan di Smart Agriculture Research Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM bekerja sama dengan Bio-Acoustic Resarch UGM,” terangnya.
Sistem ini telah diuji cobakan untuk pengamatan sinyal akustik suara tonggeret (dundubia manifera) dan jangkrik (gryllus assimilis) yang banyak ditemui pada lahan budidaya tanaman produksi pertanian.
(nun)
tulis komentar anda