Kisah Kehancuran Kerajaan Mataram Kuno oleh Letusan Gunung Merapi
Rabu, 26 Oktober 2022 - 05:13 WIB
Nasib Kerajaan Mataram di ibu kota Medang di Jawa Tengah hancur akibat letusan gunung berapi. Kehancuran ini konon diduga akibat letusan Gunung Merapi yang berdiri megah di berbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Akibatnya, pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah hancur. Mpu Sindok pun menjadi raja Mataram yang memerintah di Jawa Timur. Hal ini terjadi setelah pemindahan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Sebagaimana diketahui, pemerintahan Raja Rakai Sumba Dyah Wawa di Mataram berakhir dengan tiba-tiba.
Lenyapnya pemerintahan Mataram di Jawa Tengah tak lain karena adanya letusan gunung berapi yang mengubur ibu kota kerajaan. Hal ini dikutip dari buku "Airlangga : Biografi Raja Pembaru Jawa Abad XI" dari Ninie Susanti.
Pada saat itu letusan dahsyat gunung berapi menjadikan sebagian puncak gunung lenyap dan terjadi pergeseran lapisan tanah ke arah barat daya. Akibatnya, terjadi lipatan yang antara lain membentuk pada lempengan Pegunungan Menoreh.
Letusan yang disertai gempa bumi, banjir lahar hujan abu, dan batu - batuan sangat mengerikan. Fenomena ini bahkan sampai menerjang kawasan ibu kota Medang, Kerajaan Mataram.
Bencana ini pun merusak ibu kota Medang dan banyak daerah permukiman di Jawa Tengah. Hal ini yang menjadi alasan utama perpindahan ibu kota Kerajaan Mataram dari Medang ke Tamwlang di wilayah Kanuruhan, yang terletak di Jawa Timur.
Sesuai dengan landasan kosmogoni kerajaan, maka kerajaan baru itu dianggap sebagai dunia baru, dengan tempat-tempat pemujaan yang baru dan diperintah oleh dinasti baru pula.
Sebab itu, walaupun Mpu Sindok sebenarnya masih berasal dari Dinasti Sailendra, sesuai kedudukannya sebelumnya sebagai Rakai Halu dan Rakai Hino, pada masa pemerintahan Rakai Layang dan Rakai Sumba Dyah Wawa. Namun ia dianggap sebagai pendiri dinasti baru, yakni Dinasti Isana.
Namun bisa juga perpindahan pusat kerajaan diartikan agak berbeda dengan sekedar bencana alam yang terjadi sebagai sebab satu - satunya. Sebagaimana diketahui, perkembangan kehidupan perekonomian sangat memerlukan sarana dan sumber daya yang lebih memadai.
Akibatnya, pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah hancur. Mpu Sindok pun menjadi raja Mataram yang memerintah di Jawa Timur. Hal ini terjadi setelah pemindahan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Sebagaimana diketahui, pemerintahan Raja Rakai Sumba Dyah Wawa di Mataram berakhir dengan tiba-tiba.
Lenyapnya pemerintahan Mataram di Jawa Tengah tak lain karena adanya letusan gunung berapi yang mengubur ibu kota kerajaan. Hal ini dikutip dari buku "Airlangga : Biografi Raja Pembaru Jawa Abad XI" dari Ninie Susanti.
Pada saat itu letusan dahsyat gunung berapi menjadikan sebagian puncak gunung lenyap dan terjadi pergeseran lapisan tanah ke arah barat daya. Akibatnya, terjadi lipatan yang antara lain membentuk pada lempengan Pegunungan Menoreh.
Letusan yang disertai gempa bumi, banjir lahar hujan abu, dan batu - batuan sangat mengerikan. Fenomena ini bahkan sampai menerjang kawasan ibu kota Medang, Kerajaan Mataram.
Bencana ini pun merusak ibu kota Medang dan banyak daerah permukiman di Jawa Tengah. Hal ini yang menjadi alasan utama perpindahan ibu kota Kerajaan Mataram dari Medang ke Tamwlang di wilayah Kanuruhan, yang terletak di Jawa Timur.
Sesuai dengan landasan kosmogoni kerajaan, maka kerajaan baru itu dianggap sebagai dunia baru, dengan tempat-tempat pemujaan yang baru dan diperintah oleh dinasti baru pula.
Sebab itu, walaupun Mpu Sindok sebenarnya masih berasal dari Dinasti Sailendra, sesuai kedudukannya sebelumnya sebagai Rakai Halu dan Rakai Hino, pada masa pemerintahan Rakai Layang dan Rakai Sumba Dyah Wawa. Namun ia dianggap sebagai pendiri dinasti baru, yakni Dinasti Isana.
Namun bisa juga perpindahan pusat kerajaan diartikan agak berbeda dengan sekedar bencana alam yang terjadi sebagai sebab satu - satunya. Sebagaimana diketahui, perkembangan kehidupan perekonomian sangat memerlukan sarana dan sumber daya yang lebih memadai.
tulis komentar anda