Siswa di NTT Gelar ANBK di Hutan, Begini Tanggapan Pemda
Selasa, 20 September 2022 - 07:19 WIB
BORONG - Jaringan internet di Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) masih menjadi persoalan serius. Akibatnya dua sekolah di Kecamatan Elar Selatan, terpaksa melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di tengah hutan.
Informasi di lapangan, dua sekolah yang akan melaksanakan ANBK di hutan yakni Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 11 Elar di Umandawa, Desa Sangan Kalo, dan SMPN Satap Wela Pandang di Bebong, Desa Golo Linus.
"Selama dua hari, orang tua siswa dan rekan guru bahu-membahu membuat tenda menggunakan alat seadanya demi melaksanakan ANBK siswa di sekolah ini," kata seorang guru yang enggan disebutkan namanya.
Baca juga: Miris! Siswa di Manggarai Timur NTT Gelar ANBK di Hutan karena Jaringan Internet Bermasalah
Menurutnya, meski di tengah hutan, namun jaringan internet lumayan lancar. "Di sekolah jaringan memang ada, tapi untuk akses internet sangat susah. Makanya kami memilih untuk melaksanakan ANBK di tempat yang jaringan internet lumayan lancar seperti di tengah hutan begini," jelasnya.
Dia berharap agar persoalan seperti ini segera ditanggapi oleh pemerintah. "Kasihan kalau setiap melaksanakan ANBK selalu di tengah hutan," pungkasnya.
Menanggapi hal ini, Winsensius Tala, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekaligus ketua tim teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) ketika dikonfirmasi pada Senin (19/09/2022) mengatakan terkait jaringan internet, sudah melakukan beberapa kali virtual meeting untuk memastikan kekuatan jaringan internet sebagai penentu keberhasilan ANBK.
Lebih lanjut ia mengatakan, ada dua pola dalam ANBK yaitu, full online dan semi online. Khusus untuk full online pihaknya sudah mewanti-wanti, untuk memastikan jaringan pada satuan pendidikannya kuat. Manakala jaringan tidak stabil dipersilahkan untuk bergeser ke tempat jaringan yang bagus.
Menurtunya di beberapa sekolah selama ini mengalami kendala server, itu bukan karena kendala jaringan, tetapi karena kekuatan server pusat yang bermasalah.
Informasi di lapangan, dua sekolah yang akan melaksanakan ANBK di hutan yakni Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 11 Elar di Umandawa, Desa Sangan Kalo, dan SMPN Satap Wela Pandang di Bebong, Desa Golo Linus.
"Selama dua hari, orang tua siswa dan rekan guru bahu-membahu membuat tenda menggunakan alat seadanya demi melaksanakan ANBK siswa di sekolah ini," kata seorang guru yang enggan disebutkan namanya.
Baca juga: Miris! Siswa di Manggarai Timur NTT Gelar ANBK di Hutan karena Jaringan Internet Bermasalah
Menurutnya, meski di tengah hutan, namun jaringan internet lumayan lancar. "Di sekolah jaringan memang ada, tapi untuk akses internet sangat susah. Makanya kami memilih untuk melaksanakan ANBK di tempat yang jaringan internet lumayan lancar seperti di tengah hutan begini," jelasnya.
Dia berharap agar persoalan seperti ini segera ditanggapi oleh pemerintah. "Kasihan kalau setiap melaksanakan ANBK selalu di tengah hutan," pungkasnya.
Menanggapi hal ini, Winsensius Tala, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekaligus ketua tim teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) ketika dikonfirmasi pada Senin (19/09/2022) mengatakan terkait jaringan internet, sudah melakukan beberapa kali virtual meeting untuk memastikan kekuatan jaringan internet sebagai penentu keberhasilan ANBK.
Lebih lanjut ia mengatakan, ada dua pola dalam ANBK yaitu, full online dan semi online. Khusus untuk full online pihaknya sudah mewanti-wanti, untuk memastikan jaringan pada satuan pendidikannya kuat. Manakala jaringan tidak stabil dipersilahkan untuk bergeser ke tempat jaringan yang bagus.
Menurtunya di beberapa sekolah selama ini mengalami kendala server, itu bukan karena kendala jaringan, tetapi karena kekuatan server pusat yang bermasalah.
tulis komentar anda