13 Tahun Komitmen Konservasi Terumbu, PKT Raih Penghargaan AREA 2022 Kategori Social Empowerment
Jum'at, 05 Agustus 2022 - 14:27 WIB
BONTANG - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) kembali meraih penghargaan Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2022 kategori Social Empowerment, melalui program Konservasi Terumbu Karang oleh Kelompok Nelayan Kimasea. Penghargaan diterima PKT secara virtual, pada 21 Juli 2022 lalu.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi, mengungkapkan konservasi terumbu karang di perairan Bontang telah dijalankan PKT sejak 2009, dengan komitmen penurunan 500 unit media terumbu buatan setiap tahun. Program ini direalisasikan di perairan Tobok Batang Kota Bontang, dengan luasan mencapai 20 hektare (Ha).
Hal ini melihat kondisi terumbu karang di perairan Bontang yang mengalami kerusakan, akibat penangkapan ikan tidak ramah lingkungan (PITRaL) yang bersifat destruktif seperti penggunaan bahan peledak maupun bahan kimia beracun. Berdasarkan data Pemerintah, dari 5.464 Ha luas wilayah terumbu karang di perairan Bontang, 2.500 Ha diantaranya dalam keadaan rusak.
"Kondisi inilah yang menjadi keprihatinan PKT untuk turut berperan dalam merehabilitasi terumbu karang di perairan Bontang," kata Rahmad.
Kesinambungan langkah konservasi terumbu pun diikuti pembinaan dan pelibatan masyarakat dalam menjaga ekosistem perairan, melalui pembentukan kelompok nelayan Kimasea pada 2017. Kelompok ini awalnya beranggotakan 10 nelayan pesisir sekitar perusahaan dari Kelurahan Loktuan Bontang Utara, Kota Bontang.
Pembinaan ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran nelayan dalam menjaga ekosistem perairan, dengan mendorong aksi nyata penyelamatan ekosistem perairan tanpa ada lagi aktivitas destruktif dalam penangkapan ikan. Hal ini dinilai penting, sebab program konservasi tidak akan tercapai sesuai sasaran, jika kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem perairan tidak turut dibentuk.
"Pembinaan kelompok Kimasea juga wujud manfaat PKT kepada masyarakat, khususnya mendorong kesejahteraan melalui pemberdayaan dengan peningkatan kapasitas serta kemampuan nelayan," lanjut Rahmad.
Mulai awal pembinaan, kelompok Kimasea dibekali edukasi akan pentingnya menjaga ekosistem perairan dan penangkapan ikan dengan ramah lingkungan. Diikuti berbagai pelatihan dan pemberdayaan seperti pembuatan media terumbu hingga monitoring perkembangan area konservasi secara berkala.
Kelompok ini juga berperan dalam mengajak nelayan di Kota Bontang mengentaskan persoalan rusaknya ekosistem perairan, sehingga kesadaran masyarakat dalam menjaga perairan sebagai tanggungjawab bersama turut meningkat.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi, mengungkapkan konservasi terumbu karang di perairan Bontang telah dijalankan PKT sejak 2009, dengan komitmen penurunan 500 unit media terumbu buatan setiap tahun. Program ini direalisasikan di perairan Tobok Batang Kota Bontang, dengan luasan mencapai 20 hektare (Ha).
Hal ini melihat kondisi terumbu karang di perairan Bontang yang mengalami kerusakan, akibat penangkapan ikan tidak ramah lingkungan (PITRaL) yang bersifat destruktif seperti penggunaan bahan peledak maupun bahan kimia beracun. Berdasarkan data Pemerintah, dari 5.464 Ha luas wilayah terumbu karang di perairan Bontang, 2.500 Ha diantaranya dalam keadaan rusak.
"Kondisi inilah yang menjadi keprihatinan PKT untuk turut berperan dalam merehabilitasi terumbu karang di perairan Bontang," kata Rahmad.
Kesinambungan langkah konservasi terumbu pun diikuti pembinaan dan pelibatan masyarakat dalam menjaga ekosistem perairan, melalui pembentukan kelompok nelayan Kimasea pada 2017. Kelompok ini awalnya beranggotakan 10 nelayan pesisir sekitar perusahaan dari Kelurahan Loktuan Bontang Utara, Kota Bontang.
Pembinaan ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran nelayan dalam menjaga ekosistem perairan, dengan mendorong aksi nyata penyelamatan ekosistem perairan tanpa ada lagi aktivitas destruktif dalam penangkapan ikan. Hal ini dinilai penting, sebab program konservasi tidak akan tercapai sesuai sasaran, jika kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem perairan tidak turut dibentuk.
"Pembinaan kelompok Kimasea juga wujud manfaat PKT kepada masyarakat, khususnya mendorong kesejahteraan melalui pemberdayaan dengan peningkatan kapasitas serta kemampuan nelayan," lanjut Rahmad.
Mulai awal pembinaan, kelompok Kimasea dibekali edukasi akan pentingnya menjaga ekosistem perairan dan penangkapan ikan dengan ramah lingkungan. Diikuti berbagai pelatihan dan pemberdayaan seperti pembuatan media terumbu hingga monitoring perkembangan area konservasi secara berkala.
Kelompok ini juga berperan dalam mengajak nelayan di Kota Bontang mengentaskan persoalan rusaknya ekosistem perairan, sehingga kesadaran masyarakat dalam menjaga perairan sebagai tanggungjawab bersama turut meningkat.
tulis komentar anda