Pesona Danau Kelimutu dan Legenda Perang Abadi

Sabtu, 27 Juni 2020 - 05:02 WIB
Di antara rakyatnya itu, ada dua orang yang memiliki ilmu. Pertama, bernama Ata Mbupu yang memiliki ilmu (putih) untuk menolong orang. Kedua, bernama Ata Polo yang memiliki ilmu hitam, tukang santet dan membunuh orang dengan ilmu sihirnya.

Sebetulnya, kedua orang ini bersahabat dan tunduk pada kekuasaan Konde Ratu. Hanya, karakter keduanya berbeda. Ata Mbupu berkarakter baik, suka melindungi orang lain dan tidak mencelakakan orang. Sebaliknya, Ata Polo, karena karakternya jahat, dia mencari ilmu hitam untuk mencelakakan orang lain.

Suatu ketika, Ata Mbupu ditdatangi sepasang putra-putri Ana Kalo (anak yatim piatu). Keduanya minta dijadikan anak angkat Ata Mbupu. Dengan senang hati, Ata Mbupu memelihara mereka dan mereka dipercaya untuk merawat ladang. Suatu hari, si jahat Ata Polo datang ke rumah Ata Mbupu memangsa anak yatim itu. Untung saja Ata Mbupu mencegahnya dengan bersiasat meminta Ata Polo menunggu hingga kedua anak yatim itu tumbuh dewasa.

Dan ketika kedua anak yatim memasuki masa remaja, dalam bahasa setempat menjadi Koo Fai dan Nuwa Muri, Ata Polo datang menagih janji untuk memangsa keduanya. Lagi-lagi, Ata Mbupu tidak menginginkan kedua anak itu menjadi mangsa temannya. Demi melindungi keduanya Ata Mbupu hendak mengungsi ke perut bumi bersama dengan kedua anak yatim itu. (Baca: Desa Jembrak, Tempat Pengikut Pangeran Diponegoro Syiarkan Islam )

Akan tetapi, si jahat pun tetap membuntuti ketiganya. Naas, baik Ata Polo maupun Ata Mbupu serta Koo Fai dan Nuwa Muri, tertelan bumi. Tempat mereka tertelan itu berubah jadi kawah. Tempat terkuburnya Ata Mbupu berubah jadi kawah dengan air berwarna biru tua. Di sampingnya ada danau warna hijau, tempat terkuburnya Koo Fai Nuwa Muri. Lalu, kawah dengan warna merah tua kecokelatan merupakan tempat tertelannya Ata Polo.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang ada di sekitar Gunung Kelimutu, ketiga danau itu disebut sesuai dengan cerita yang mereka dapat. Yaitu Tiwu (danau) Ata Mbupu yang berwarna biru tua, Tiwu Ata Polo yang berwarna merah tua, dan Tiwu Koo Fai Nuwa Muri yang berwarna hijau.

Menurut kepercayaan suku Lio, di tiga kawah itu bersemayam arwah orang-orang yang sudah meninggal. Tiwu Ata Mbupu dipercaya sebagai tempat berkumpulnya arwah-arwah para tetua adat yang sudah meninggal. Tiwu Koo Fai Nuwa Muri dipercaya sebagai tempat berkumpulnya arwah pemuda-pemudi yang sudah meninggal. Dan Tiwu Ata Polo, berisi arwah para tukang tenung, atau orang-orang jahat.

Menurut kesaksian para pemandu yang tiap harinya selalu ada di sana, perubahan warna paling sering terjadi di danau Ata Polo. Dari warna kehitaman bisa berubah jadi warna toska dan merah tua. Sedangkan Koo Fai Nuwa Muri pernah berwarna putih.

Bisa jadi, rasa ngeri dan angker muasalnya dari arwah-arwah sebagaimana diyakini masyarakat setempat. Namun, terlepas dari kisah berbau mitis magis itu, danau tiga warna Kelimutu sungguh memesona.
(don)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More