Tekan Dampak Pemanasan Global, Jabar Tanam Jutaan Bibit Mangrove di Pesisir Utara
Jum'at, 01 Juli 2022 - 07:51 WIB
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat (Jabar) menggencarkan gerakan menanam bibit mangrove untuk menekan dampak pemanasan global yang kini sudah terasa di Jabar.Hal itu ditandai dengan penanaman jutaan bibit mangrove di wilayah pesisir utara Jabar yang dipimpin langsung Gubernur Jabar, Ridwan Kamil .
Dalam kesempatan itu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengajak masyarakat terlibat aktif dalam gerakan menanam bibit pohon mangrove mengingat ratusan hektare tanah, khususnya di pesisir pantai utara Jabar sudah terkikis air laut akibat pemanasan global.
"Dampak dari pemanasan global sudah hadir di halaman Jabar yang menghilangkan tanah menjadi laut. Karena itu, gerakan menanam mangrove di utara Jabar harus masif," kata Kang Emil di sela penanaman bibit mangrove dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLH) Tingkat Provinsi Jabar di Pantai Pondok Bali, Desa Mayangan, Legonkulon, Kabupaten Subang, Kamis (30/6/2022).
Kang Emil mengatakan, di sekitar Pantai Pondok Bali, 192 hektare daratan kini sudah menjadi laut. Belum lagi di pesisir Bekasi, air laut kini menggenangi 400 hektare daratan akibat proyek pembangunan dan pemanasan global.
"Di sini 192 hektare lahan yang dulunya daratan sudah jadi laut. Di Kabupaten Bekasi juga 400 hektare dengan berbagai sebab, seperti proyek maupun pemanasan global," sebutnya.
Dengan panjang pantai di Jabar yang mencapai hingga 400 kilometer, kata Kang Emil, pihaknya kini sedang memetakan pantai mana saja yang berpotensi terkikis air laut untuk segera ditanami mangrove."Kalau panjang pantai itu sekitar 300-400 km, kita akan petakan mana yang urgent untuk ditanami mangrove secepat-cepatnya," katanya.
Berbeda dengan pesisir selatan Jabar yang kontur daratannya cenderung curam, menurut Kang Emil, pesisir utara lebih rendah yang memudahkan air laut naik ke darat. Hal itu pula lah yang menjadi alasan penanaman mangrove gencar dilakukan di pesisir utara Jabar.
"Selatan tipenya lebih curam, sehingga tidak menyebabkan hilangnya tanah. Maka, penanaman jutaan mangrove fokus di utara terlebih di momen hari lingkungan hidup," tegasnya.
Kang Emil menambahkan, selain restorasi pesisir utara Jabar, pihaknya juga terus berupaya melakukan proses perlindungan. Desa Mayangan diharapkan menjadi percontohan bagi desa lainnya dalam upaya penyelamatan lingkungan yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga keterlibatan seluruh pihak.
"Desa ini untuk memberikan contoh bahwa penyelamatan lingkungan bukan hanya tugas negara, tapi seluruh yang mencintai Indonesia dan masa depan," jelas Kang Emil.
Dalam kesempatan itu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengajak masyarakat terlibat aktif dalam gerakan menanam bibit pohon mangrove mengingat ratusan hektare tanah, khususnya di pesisir pantai utara Jabar sudah terkikis air laut akibat pemanasan global.
"Dampak dari pemanasan global sudah hadir di halaman Jabar yang menghilangkan tanah menjadi laut. Karena itu, gerakan menanam mangrove di utara Jabar harus masif," kata Kang Emil di sela penanaman bibit mangrove dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLH) Tingkat Provinsi Jabar di Pantai Pondok Bali, Desa Mayangan, Legonkulon, Kabupaten Subang, Kamis (30/6/2022).
Kang Emil mengatakan, di sekitar Pantai Pondok Bali, 192 hektare daratan kini sudah menjadi laut. Belum lagi di pesisir Bekasi, air laut kini menggenangi 400 hektare daratan akibat proyek pembangunan dan pemanasan global.
"Di sini 192 hektare lahan yang dulunya daratan sudah jadi laut. Di Kabupaten Bekasi juga 400 hektare dengan berbagai sebab, seperti proyek maupun pemanasan global," sebutnya.
Dengan panjang pantai di Jabar yang mencapai hingga 400 kilometer, kata Kang Emil, pihaknya kini sedang memetakan pantai mana saja yang berpotensi terkikis air laut untuk segera ditanami mangrove."Kalau panjang pantai itu sekitar 300-400 km, kita akan petakan mana yang urgent untuk ditanami mangrove secepat-cepatnya," katanya.
Berbeda dengan pesisir selatan Jabar yang kontur daratannya cenderung curam, menurut Kang Emil, pesisir utara lebih rendah yang memudahkan air laut naik ke darat. Hal itu pula lah yang menjadi alasan penanaman mangrove gencar dilakukan di pesisir utara Jabar.
"Selatan tipenya lebih curam, sehingga tidak menyebabkan hilangnya tanah. Maka, penanaman jutaan mangrove fokus di utara terlebih di momen hari lingkungan hidup," tegasnya.
Baca Juga
Kang Emil menambahkan, selain restorasi pesisir utara Jabar, pihaknya juga terus berupaya melakukan proses perlindungan. Desa Mayangan diharapkan menjadi percontohan bagi desa lainnya dalam upaya penyelamatan lingkungan yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga keterlibatan seluruh pihak.
"Desa ini untuk memberikan contoh bahwa penyelamatan lingkungan bukan hanya tugas negara, tapi seluruh yang mencintai Indonesia dan masa depan," jelas Kang Emil.
(don)
tulis komentar anda