Lulusan D3 Farmasi NTB Membeludak, PAFI Diminta Kembangkan Farmasi Herbal
Sabtu, 25 Juni 2022 - 17:47 WIB
NTB - Pemerintah Provinsi NTB meminta kepada seluruh anggota Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) yang belum bekerja untuk mengembangkan keahlian farmasinya pada sektor obat herbal.
Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah. Dia mengatakan, pulau NTB kaya akan tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikan obat-obatan herbal, antara lain daun kelor, dan tumbuhan lainnya.
"NTB saat ini tengah gencar industrialiasi, serta mengekspor daun kelor ke negara luar. Kedepannya diharapkan kepada seluruh tenaga ahli farmasi bisa mengembangkan obat-obatan herbal," katanya, Sabtu (25/6/2022).
Terpisah, Ketua PAFI NTB, Mujiasih mengatakan, arahan untuk mengembangkan obat trandisional khususnya yang ada di NTB tersebut dinilai merupakan angin segar, terutama bagi para anggota PAF di NTB.
Tak hanya menghasilkan finansial dari penjualan obat-obatan, namun kompetensi para Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) ini bisa tetap dipraktikkan, meskipun tidak bekerja di sarana kefarmasian.
"Pengembangan obat-obatan herbal ini sangat bagus bagi Tenaga Teknis Kefarmasian. Jadi mereka tidak perlu menunggu lowongan kerja di sarana kefarmasian lainnya," sambung Mujiasih.
Dia memaparkan, di Provinsi NTB, terdapat delapan Institusi Pendidikan baik D3 Farmasi maupun S1 Farmasi yang setiap tahunnya meluluskan kurang lebih 100 orang lulusan Tenaga Teknis Kefarmasian.
"Banyaknya lulusan tersebut menjadi PR buat kami, kedepannya akan kami kemanakan lulusan-lulusan TTK yang setiap tahun selalu bertambah, tanpa diimbangi dengan penambahan jumlah sarana kefarmasian," tukasnya.
Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah. Dia mengatakan, pulau NTB kaya akan tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikan obat-obatan herbal, antara lain daun kelor, dan tumbuhan lainnya.
"NTB saat ini tengah gencar industrialiasi, serta mengekspor daun kelor ke negara luar. Kedepannya diharapkan kepada seluruh tenaga ahli farmasi bisa mengembangkan obat-obatan herbal," katanya, Sabtu (25/6/2022).
Terpisah, Ketua PAFI NTB, Mujiasih mengatakan, arahan untuk mengembangkan obat trandisional khususnya yang ada di NTB tersebut dinilai merupakan angin segar, terutama bagi para anggota PAF di NTB.
Tak hanya menghasilkan finansial dari penjualan obat-obatan, namun kompetensi para Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) ini bisa tetap dipraktikkan, meskipun tidak bekerja di sarana kefarmasian.
"Pengembangan obat-obatan herbal ini sangat bagus bagi Tenaga Teknis Kefarmasian. Jadi mereka tidak perlu menunggu lowongan kerja di sarana kefarmasian lainnya," sambung Mujiasih.
Dia memaparkan, di Provinsi NTB, terdapat delapan Institusi Pendidikan baik D3 Farmasi maupun S1 Farmasi yang setiap tahunnya meluluskan kurang lebih 100 orang lulusan Tenaga Teknis Kefarmasian.
"Banyaknya lulusan tersebut menjadi PR buat kami, kedepannya akan kami kemanakan lulusan-lulusan TTK yang setiap tahun selalu bertambah, tanpa diimbangi dengan penambahan jumlah sarana kefarmasian," tukasnya.
(san)
tulis komentar anda