Peluncuran Buku Palagan Cirebon, Cerita Tentara Pelajar Mempertahankan Kemerdekaan
Jum'at, 24 Juni 2022 - 13:43 WIB
JAKARTA - Tak banyak yang tahu secara detil sejarah perjuangan Indonesia. Perlu ada pihak atau pelaku sejarah yang bercerita secara detil akan sejarah bangsa.
Hal itu juga bertujuan agar generasi saat ini bisa memegang falsafah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuang atau pahlawannya.
Hal inilah yang menjadi dasar peluncuran buku bertajuk 'Palangan Cirebon'. Buku bertemakan sejarah perjuangan ini terdiri 284 halaman diluncurkan secara resmi di Gedung Joang 45 Jakarta, Kamis (23/6).
Sang penulis buku, Sri Pasifik mengatakan, bahwa peluncuran buku ini mengingatkan perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon yang tak bisa dipisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia.
Ia menambahkan, Tentara Pelajar yang dimaksud adalah para pejuang muda berusia 15-20 tahun sebagai ujung tombak perjuangan Indonesia saat itu.
"Buku ini diberi nama Palangan Cirebon karena sesuai dengan aslinya para Tentara Pelajar itu dari Batalyon Siliwangi," ujar Sri Pasifik di sela-sela peluncuran buku.
Menurutnya, perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Tentara Yon 400 Cirebon sendiri adalah organisasi elit dan resmi yang didirikan pada 24 Maret 1947.
Sri Pasifik menambahkan, beberapa Tentara Pelajar yang disajikan dalam buku Palangan Cirebon, antara lain Yogi S Memet, Sutardi Sukarya dan Saleh Basarah.
Salah satu anak Tentara Pelajar, Sutardi Sukarya, Baskara Harimurti mengungkapkan keharuannya saat almarhum ayahnya diceritakan kisah perjuangannya di buku 'Palangan Cirebon' ini.
Hal itu juga bertujuan agar generasi saat ini bisa memegang falsafah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuang atau pahlawannya.
Hal inilah yang menjadi dasar peluncuran buku bertajuk 'Palangan Cirebon'. Buku bertemakan sejarah perjuangan ini terdiri 284 halaman diluncurkan secara resmi di Gedung Joang 45 Jakarta, Kamis (23/6).
Sang penulis buku, Sri Pasifik mengatakan, bahwa peluncuran buku ini mengingatkan perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon yang tak bisa dipisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia.
Ia menambahkan, Tentara Pelajar yang dimaksud adalah para pejuang muda berusia 15-20 tahun sebagai ujung tombak perjuangan Indonesia saat itu.
"Buku ini diberi nama Palangan Cirebon karena sesuai dengan aslinya para Tentara Pelajar itu dari Batalyon Siliwangi," ujar Sri Pasifik di sela-sela peluncuran buku.
Menurutnya, perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Tentara Yon 400 Cirebon sendiri adalah organisasi elit dan resmi yang didirikan pada 24 Maret 1947.
Sri Pasifik menambahkan, beberapa Tentara Pelajar yang disajikan dalam buku Palangan Cirebon, antara lain Yogi S Memet, Sutardi Sukarya dan Saleh Basarah.
Salah satu anak Tentara Pelajar, Sutardi Sukarya, Baskara Harimurti mengungkapkan keharuannya saat almarhum ayahnya diceritakan kisah perjuangannya di buku 'Palangan Cirebon' ini.
tulis komentar anda