Kisah Teungku Fakinah, Ulama Perempuan dan Panglima Perang Paling Ditakuti Belanda
Kamis, 12 Mei 2022 - 05:05 WIB
Pada 1915, Fakinah bersama suaminya pergi ke Tanah Suci Makkah. Di sana, mereka kembali belajar mengaji dengan para ulama besar di Makkah dan Madinah. Mereka juga banyak bertemu dengan para pemimpin Muslim.
Akan tetapi, pada 1918, Teuku Nyak Badai meninggal dunia di Makkah. Teungku Fakinah akhirnya kembali ke Aceh dan memimpin pondok pesantrennya dan mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat.
Teuku Fakinah wafat pada 8 Ramadhan 1359 H/1939 M. Dia menghembuskan napas terakhir di rumahnya, Kampung Beuha Mukim Lam Krak, dalam usia 82 tahun. Jenazahnya diantarkan ribuan orang ke pemakaman.
Sumber tulisan:
1. Amatullah Shafiyyah, Seorang Ibu Sebuah Dunia Berjuta Cinta, Gema Insani Press, 2002.
2. Peranan Wanita Indonesia di Masa Perang Kemerdekaan 1945-1950, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1985.
3. Husein Muhammad, Perempuan Ulama di Atas Panggung Sejarah, IRCiSoD, 2020.
Akan tetapi, pada 1918, Teuku Nyak Badai meninggal dunia di Makkah. Teungku Fakinah akhirnya kembali ke Aceh dan memimpin pondok pesantrennya dan mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat.
Teuku Fakinah wafat pada 8 Ramadhan 1359 H/1939 M. Dia menghembuskan napas terakhir di rumahnya, Kampung Beuha Mukim Lam Krak, dalam usia 82 tahun. Jenazahnya diantarkan ribuan orang ke pemakaman.
Sumber tulisan:
1. Amatullah Shafiyyah, Seorang Ibu Sebuah Dunia Berjuta Cinta, Gema Insani Press, 2002.
2. Peranan Wanita Indonesia di Masa Perang Kemerdekaan 1945-1950, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1985.
3. Husein Muhammad, Perempuan Ulama di Atas Panggung Sejarah, IRCiSoD, 2020.
(san)
tulis komentar anda