Bupati Gowa Dorong BRIDA Jadi Corong Riset Kebijakan Publik di Daerah

Kamis, 21 April 2022 - 09:31 WIB
Kick Off BRIDA & Talk Show BRIN secara virtual di ruang kerjanya, Rabu (20/4/2022). Foto/Istimewa
GOWA - Badan Riset dan Inovasi Daerah ( BRIDA ) merupakan unit baru yang dibentuk di bawah Pemerintah Daerah. Pembentukan dan programnya dikoordinasikan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kehadiran BRIDA diharapkan menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi, organisasi, dan kolaborasi untuk memecahkan permasalahan berbasis riset.

Bupati Gowa , Adnan Purichta Ichsan menyambut pembentukan BRIDA ini dengan respons positif. Hal itu mengingat fungsi strategisnya untuk dapat mengetahui kondisi riil yang ada di masyarakat dalam rangka pengambilan kebijakan.





"Penekanan yang disampaikan oleh Pak Mendagri dalam sambutannya tadi adalah ada baiknya apabila setiap kebijakan itu didasari oleh riset yang tentunya untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan riil masyarakat dan bagaimana situasi dan kondisi yang ada saat ini," terangnya usai mengikuti kegiatan Setahun BRINteraksi, Kick Off BRIDA & Talk Show BRIN secara virtual di ruang kerjanya, Rabu (20/4/2022).

Untuk diketahui, saat ini ada beberapa daerah yang sudah atau sedang melakukan proses pembentukan BRIDA, antara lain Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Jawa Tengah. Hingga akhir tahun 2022 ini, setidaknya ada 50 BRIDA yang ditargetkan terbentuk di seluruh wilayah Indonesia.

"Menurut saya BRIDA ini sangat penting untuk daerah, sebagai corong riset dan inovasi dalam pengambilan sebuah kebijakan. Hal ini agar pengambilan kebijakan itu telah melalui penelitian sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan dan betul-betul keputusannya itu adalah kebutuhan masyarakat," tegasnya.

Dukungan BRIN dan kepala daerah dalam membentuk BRIDA memang sangat dibutuhkan dikarenakan ini adalah unit kerja baru dari BRIN yang juga merupakan entitas lembaga negara yang baru terbentuk 1 tahun ini.

"Menyitir salah satu ilmuwan terkenal yaitu Prof Louise Richardson, yang mengatakan jika teori tanpa kebijakan adalah untuk akademisi atau menara gading, maka kebijakan tanpa teori adalah untuk penjudi atau untung-untungan. Oleh karena itu, setiap kebijakan baik di pusat maupun daerah harus dilandasi dengan hasil penelitian," tutur Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian dalam sambutannya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content