Cerita Mahasiswa Undip Asal Papua yang 4 Tahun Tak Pulang Kampung
Jum'at, 19 Juni 2020 - 08:47 WIB
“Kebutuhan sehari-hari dicukup-cukupkan. Sebagai mahasiswa pinter-pinternya mengelola atau mengatur keuangan, kalau ga diatur bisa ribet kerepotan. Awal pandemi pasti ada, tapi ada saja rejeki meski ga banyak yang penting bisa mencukupi,” bebernya.
Oleh sebab itu, dia mengaku bersyukur dengan adanya bantuan baik dari kampus, fakultas dan pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap nasib para mahasiswa terdampak Covid-19.
Cerita lain juga diungkapkan oleh rekannya, Pramesti Ika Hastuti. Mahasiswi asal Padang Sumatera Barat itu mengaku meski beberapa pekan kemarin sempat pulang, namun sebelumnya selama tiga tahun tak pulang ke kampung halamannya.
“Setelah dua tahun baru bisa pulang, saat lebaran sebenarnya mau pulang ke Padang, tapi karena ada PSBB (Pembatasan Sosisal Berskala Besar) jadi ga bisa pulang. Hampir tiga tahunan lebaran disini (Semarang). Ya lebaran hanya ngumpul sama ibu bapak kos saja,” ungkap Pramesti. (BACA JUGA: Usai Disemprot Disinfektan, Pasar Pondok Labu Ditutup Sementara)
Mahasiswa Semester 6 Jurusan Perikanan Tangkap Itu mengaku bersyukur atas paket bantuan dari keluarga alumni perikanan Undip. “Bantuan ini sangat membantu apalagi orang tua saya kerja sebagai buruh harian lepas di Padang ekonominya turun banget,” ungkapnya.
Sementara itu, sebanyak 155 mahasiswa FPIK Undip dari berbagai prodi menerima paket bantuan dari keluarga alumni Perikanan Undip (Kerapu) yang bekerjasama dengan Undip dan Pemprov Jateng.
Paket bantuan tersebut berupa beras, telor, mie instan, minyak goreng dan ikan asap diberikan secara langsung ke mahasiswa kemarin sore.
Mereka yang menerima bantuan merupakan mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19 dan tak bisa pulang kampung halaman akibat masih diberlakukannya PSBB.
Dekan FPIK Prof Ir Tri Winarni Agustini menambahkan, pihaknya sudah sejak bulan Maret secara bertahap memberikan bantuan kepada mahasiswa terdampak Covid-19.
“Kami menyambut baik inisiatif Kerapu dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan berpartisipasi untuk peduli dengan mahasiswa-mahasiswa kami,” ucapnya.
Oleh sebab itu, dia mengaku bersyukur dengan adanya bantuan baik dari kampus, fakultas dan pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap nasib para mahasiswa terdampak Covid-19.
Cerita lain juga diungkapkan oleh rekannya, Pramesti Ika Hastuti. Mahasiswi asal Padang Sumatera Barat itu mengaku meski beberapa pekan kemarin sempat pulang, namun sebelumnya selama tiga tahun tak pulang ke kampung halamannya.
“Setelah dua tahun baru bisa pulang, saat lebaran sebenarnya mau pulang ke Padang, tapi karena ada PSBB (Pembatasan Sosisal Berskala Besar) jadi ga bisa pulang. Hampir tiga tahunan lebaran disini (Semarang). Ya lebaran hanya ngumpul sama ibu bapak kos saja,” ungkap Pramesti. (BACA JUGA: Usai Disemprot Disinfektan, Pasar Pondok Labu Ditutup Sementara)
Mahasiswa Semester 6 Jurusan Perikanan Tangkap Itu mengaku bersyukur atas paket bantuan dari keluarga alumni perikanan Undip. “Bantuan ini sangat membantu apalagi orang tua saya kerja sebagai buruh harian lepas di Padang ekonominya turun banget,” ungkapnya.
Sementara itu, sebanyak 155 mahasiswa FPIK Undip dari berbagai prodi menerima paket bantuan dari keluarga alumni Perikanan Undip (Kerapu) yang bekerjasama dengan Undip dan Pemprov Jateng.
Paket bantuan tersebut berupa beras, telor, mie instan, minyak goreng dan ikan asap diberikan secara langsung ke mahasiswa kemarin sore.
Mereka yang menerima bantuan merupakan mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19 dan tak bisa pulang kampung halaman akibat masih diberlakukannya PSBB.
Dekan FPIK Prof Ir Tri Winarni Agustini menambahkan, pihaknya sudah sejak bulan Maret secara bertahap memberikan bantuan kepada mahasiswa terdampak Covid-19.
“Kami menyambut baik inisiatif Kerapu dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan berpartisipasi untuk peduli dengan mahasiswa-mahasiswa kami,” ucapnya.
tulis komentar anda