Solidaritas Indonesia untuk Pengungsi Afghanistan Kecam Diskriminasi Negara Eropa dan Amerika

Jum'at, 01 April 2022 - 13:22 WIB
Solidaritas Indonesia untuk Pengungsi Afghanistan. Foto: Istimewa
JAKARTA - Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi mencatat setidaknya 6,1 juta warga Afghanistan menjadi pengungsi atau kehilangan tempat tinggal. Perang selama hampir 50 tahun menjadi penyebab banyaknya pengungsi.

Direktur Eksekutif Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) Susetyo Raharjo mengatakan, ada ribuan orang Afghanistan di Indonesia. Mayoritas berstatus pendatang ilegal dan terlunta, karena belum mendapat status pengungsi.

"Mereka menunggu bertahun-tahun untuk diterima mengungsi di negara lain," katanya, Jumat (1/4/2022).

Bersama berbagai pihak dari beragam provinsi, FDEP menyerahkan petisi dukungan untuk pengungsi Afghanistan juga bangsa lain, kepada UNHCR.





"Bangsa Afghanistan, Bosnia, Irak, Suriah, Libya, Yaman, dan kini Ukraina adalah sebagian negara yang menderita karena perang. Jutaan orang terusir dari rumahnya gara-gara perang. Tidak ada yang mau menjadi pengungsi," jelasnya.

Semua orang, lanjutnya, mau hidup tenang dan damai di kampung halaman masing-masing. Sayangnya, jutaan orang Afghanistan, Bosnia, Irak, Suriah, Libya, Yaman dan kini Ukraina tidak punya kesempatan itu.

"Sayangnya, para korban perang diperlakukan secara berbeda. Dalam sebulan terakhir, diskriminasi terhadap pengungsi amat nyata. Pengungsi Ukraina segera diterima dengan tangan terbuka oleh bangsa Eropa dan Amerika," paparnya.

Namun, sedih sekali mengetahui Eropa dan Amerika melakukan yang sebaliknya terhadap para pengungsi dari negara lain. Bahkan, hingga pertengahan Februari 2022, mereka berusaha keras menolak pengungsi.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More