Beralih Jual Migor Curah, Warga Majalengka Mengaku Permintaan Turun

Selasa, 01 Maret 2022 - 00:23 WIB
Susahnya mendapatkan minyak goreng (migor) kemasan, membuat pedagang warung beralih ke migor curah. Namun, permintaan untuk migor curah, tidak sebagus minat masyarakat yang mencari migor kemasan. Foto SINDOnews
MAJALENGKA - Susahnya mendapatkan minyak goreng (migor) kemasan, membuat pedagang warung beralih ke migor curah. Namun, permintaan untuk migor curah, tidak sebagus minat masyarakat yang mencari migor kemasan .

Neni, salah satu pemilik warung mengaku, sejak sulit mendapat migor kemasan, dirinya beralih ke migor curah. Dia mengaku beralih menjual migor curah lantaran cenderung lebih mudah dibanding kemasan.

"Saya sekarang beli yang curah. Karena yang kemasan susah. Nggak ada barangnya. Kalaupun ada, itu harus antre berjam-jam. Cuma dapat 2 liter," kata Neni saat ditemui di pasar Kadipaten.



Diakuinya, harga migor curah lebih mahal dibanding migor kemasan yang sudah diseragamkan sebesar Rp14 ribu per liter. Di warungnya, Neni menjual migor curah sebesar Rp20 ribu per kilo.

"Saya jual satu kg teh Rp20 ribu. Iya, harga normal, karena yang murah (kemasan) nggak ada. Belanjanya Rp18.500 per kilogram," jelas dia.

Mudahnya belanja migor curah, tidak diikuti dengan permintaan masyarakat. Diakuinya, minat masyarakat terhadap migor relatif mengalami penurunan. "Biasanya 1 minggu menghabiskan sekitar 100 kg. Kalau sekarang 50 kg. Daya beli masyarakat turun," jelas dia.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content