Demi Selisih Harga Tinggi, Warga Rela Antre Minyak Goreng Berjam-jam
Selasa, 22 Februari 2022 - 11:10 WIB
BANDUNG - Warga Bandung memilih antre minyak goreng hingga berjam-jam lamanya, karena adanya selisih harga antara minyak goreng di pasar dan supermarket.
Pantauan di Borma Cipadung, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, ratusan warga rela antre demi mendapat satu kemasan minyak goreng 2 liter. Bahkan, warga rela antre hingga tiga jam lamanya agar tidak kehabisan minyak goreng. Antrean tampak hingga lebih dari 50 meter.
Baca juga: Surplus 4.000 Ton per Bulan, Khofifah Heran Minyak Goreng Langka di Jawa Timur
Salah seorang warga Nenden mengaku, dia antre dari jam 07.00 pagi. Dia pergi dari rumah dari pukul 06.30 WIB, agar bisa mendapat antrean pertama di Borma. "Datang dari pagi biar dapat antrean pertama. Kalau enggak pagi pagi, khawatir kehabisan, " jelas dia.
Menurut ibu dengan usia 60 tahunan itu, mengantre minyak goreng dilakukan setiap hari. Dia terpaksa antre berjam-jam lamanya, karena minyak goreng digunakan untuk jualan nasi goreng dan ayam goreng.
"Ini kan untuk jualan, jadi harus setiap hari antre. Kalau enggak seperti ini, enggak bisa jualan. Kalau beli di pasar mahal, " jelas dia.
Di Borma, kata dia, Nenden bisa mendapatkan harga Rp28.000 untuk kemasan 2 liter. Jika beli di pasar, bisa antara Rp35 hingga 40.000 untuk kemasan 2 liter. Nenden berharap, suplai minyak goreng kembali normal, sehingga tidak perlu antre lagi.
Menurut salah seorang petugas di Borma, warga yang antre diberi nomor antrean agar tidak saling berebut. Dengan antrean ini, warga diharapkan tertib dan menjaga protokol kesehatan. Setiap hari, pihaknya menyiapkan 350 kupon antrean. Setiap warga mendapat 2 liter minyak goreng.
Pantauan di Borma Cipadung, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, ratusan warga rela antre demi mendapat satu kemasan minyak goreng 2 liter. Bahkan, warga rela antre hingga tiga jam lamanya agar tidak kehabisan minyak goreng. Antrean tampak hingga lebih dari 50 meter.
Baca juga: Surplus 4.000 Ton per Bulan, Khofifah Heran Minyak Goreng Langka di Jawa Timur
Salah seorang warga Nenden mengaku, dia antre dari jam 07.00 pagi. Dia pergi dari rumah dari pukul 06.30 WIB, agar bisa mendapat antrean pertama di Borma. "Datang dari pagi biar dapat antrean pertama. Kalau enggak pagi pagi, khawatir kehabisan, " jelas dia.
Menurut ibu dengan usia 60 tahunan itu, mengantre minyak goreng dilakukan setiap hari. Dia terpaksa antre berjam-jam lamanya, karena minyak goreng digunakan untuk jualan nasi goreng dan ayam goreng.
"Ini kan untuk jualan, jadi harus setiap hari antre. Kalau enggak seperti ini, enggak bisa jualan. Kalau beli di pasar mahal, " jelas dia.
Di Borma, kata dia, Nenden bisa mendapatkan harga Rp28.000 untuk kemasan 2 liter. Jika beli di pasar, bisa antara Rp35 hingga 40.000 untuk kemasan 2 liter. Nenden berharap, suplai minyak goreng kembali normal, sehingga tidak perlu antre lagi.
Menurut salah seorang petugas di Borma, warga yang antre diberi nomor antrean agar tidak saling berebut. Dengan antrean ini, warga diharapkan tertib dan menjaga protokol kesehatan. Setiap hari, pihaknya menyiapkan 350 kupon antrean. Setiap warga mendapat 2 liter minyak goreng.
(msd)
tulis komentar anda