Kapal Perang yang Menuju LCS Bikin Tegang Kawasan
Kamis, 23 April 2020 - 22:37 WIB
KUALA LUMPUR - Menteri Luar Negeri Malaysia menyatakan, kehadiran sejumlah kapal perang di kawasan Laut China Selatan dikhawatirkan meningkatkan ketegangan di wilayah itu. Kondisi itu dapat mengakibatkan kesalahan perhitungan.
Pernyataan itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) dan Australia bergabung dengan kapal survei yang dikerahkan oleh Malaysia di tengah pendekatan tegas China di kawasan tersebut. ( Baca:Gara-Gara Anggarannya Kena Potong, BKPM Akan Tutup 9 Kantornya )
"Saya sangat sadar akan situasi ini. Kita harus menghindari insiden yang tidak disengaja dan tidak disengaja di perairan ini," kata Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (23/4/2020).
"Sementara hukum internasional menjamin kebebasan navigasi, keberadaan kapal perang dan kapal lainnya di Laut Cina Selatan memiliki potensi untuk meningkatkan ketegangan yang pada gilirannya dapat mengakibatkan kesalahan perhitungan yang dapat mempengaruhi perdamaian, keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut," sambungnya.
Sembari meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam rangka meningkatkan rasa saling percaya dan percaya diri untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, Hishammudin menekankan bahwa mereka tetap teguh dalam komitmennya untuk melindungi kepentingannya di kawasan.
“Malaysia berpandangan bahwa Laut China Selatan harus tetap menjadi lautan perdamaian dan perdagangan. Jadi, hal-hal yang berkaitan dengan Laut China Selatan harus diselesaikan secara damai berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982," tukasnya.
Pernyataan itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) dan Australia bergabung dengan kapal survei yang dikerahkan oleh Malaysia di tengah pendekatan tegas China di kawasan tersebut. ( Baca:Gara-Gara Anggarannya Kena Potong, BKPM Akan Tutup 9 Kantornya )
"Saya sangat sadar akan situasi ini. Kita harus menghindari insiden yang tidak disengaja dan tidak disengaja di perairan ini," kata Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (23/4/2020).
"Sementara hukum internasional menjamin kebebasan navigasi, keberadaan kapal perang dan kapal lainnya di Laut Cina Selatan memiliki potensi untuk meningkatkan ketegangan yang pada gilirannya dapat mengakibatkan kesalahan perhitungan yang dapat mempengaruhi perdamaian, keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut," sambungnya.
Sembari meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam rangka meningkatkan rasa saling percaya dan percaya diri untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, Hishammudin menekankan bahwa mereka tetap teguh dalam komitmennya untuk melindungi kepentingannya di kawasan.
“Malaysia berpandangan bahwa Laut China Selatan harus tetap menjadi lautan perdamaian dan perdagangan. Jadi, hal-hal yang berkaitan dengan Laut China Selatan harus diselesaikan secara damai berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982," tukasnya.
(ihs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda