Banyak Serap Tenaga Kerja, Pemprov Jatim Perkuat Sektor UMKM
Senin, 14 Februari 2022 - 14:05 WIB
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terus memperkuat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM ) untuk segera pulih dari imbas pandemi COVID-19. Tidak sekadar survive namun juga naik kelas mengikuti perkembangan zaman.
Salah satunya melalui rumah kurasi yang menjadi media untuk kurasi produk UMKM sebelum dikirim ke luar negeri. Rumah kurasi sendiri didirikan oleh Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jatim untuk membantu agar produk UMKM yang hendak dikirim ke luar negeri agar produknya bisa terstandar.
Baca juga: Gubernur Khofifah Minta Lembaga Pembiayaan Proaktif Jemput Layani UMKM
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hingga saat ini, total telah ada sebanyak 318 produk UMKM yang berhasil dikurasi oleh Rumah Kurasi. Detailnya yaitu sebanyak 17 UKM dikurasi dengan sasaran tembus ke Pasar Ekspor, kemudian 42 UKM ke Pasar modern dan 259 UKM ke Pasar Tradisional.
Menurut Khofifah, keberadaan rumah kurasi ini penting mengingat kontribusi UMKM untuk Produk Domestik Bruto (PDB) menyumbang cukup besar yaitu 57,25 persen. Termasuk kemampuan UMKM menyerap 97 persen dari total tenaga kerja
“UMKM terbukti menjadi salah satu usaha yang mampu bertahan di tengah pandemi. Di antara gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di masa pandemi, UMKM justru menyerap tenaga kerja terbanyak dibandingkan sektor usaha lainnya,” ungkap Khofifah, Senin (14/2/2022).
Khofifah mengatakan, untuk bisa menembus pasar luar negeri harus terstandarisasi dengan baik. Setiap negara juga mempunyai ketentuan tersendiri untuk produk yang masuk. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dari mereka yang ahli yakni kurator. Selain itu, juga dibutuhkan asesor serta instruktur.
Karenanya, lanjut dia, di Rumah Kurasi tersebut juga memiliki format pendampingan. Dimana pendampingan dilakukan oleh 12 Asesor Berkompeten, 25 Instruktur Kurator dan 58 Kurator Rumah Kurasi.
"Sehingga produk UMKM Jatim yang dikurasi bukan hanya dinilai layak atau tidak diperluas pasarnya. Melainkan, di Rumah Kurasi ini seluruh program dilaksanakan dengan fokus pada pengembangan ekosistem dan kolaborasi," imbuhnya.
Salah satunya melalui rumah kurasi yang menjadi media untuk kurasi produk UMKM sebelum dikirim ke luar negeri. Rumah kurasi sendiri didirikan oleh Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jatim untuk membantu agar produk UMKM yang hendak dikirim ke luar negeri agar produknya bisa terstandar.
Baca juga: Gubernur Khofifah Minta Lembaga Pembiayaan Proaktif Jemput Layani UMKM
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hingga saat ini, total telah ada sebanyak 318 produk UMKM yang berhasil dikurasi oleh Rumah Kurasi. Detailnya yaitu sebanyak 17 UKM dikurasi dengan sasaran tembus ke Pasar Ekspor, kemudian 42 UKM ke Pasar modern dan 259 UKM ke Pasar Tradisional.
Menurut Khofifah, keberadaan rumah kurasi ini penting mengingat kontribusi UMKM untuk Produk Domestik Bruto (PDB) menyumbang cukup besar yaitu 57,25 persen. Termasuk kemampuan UMKM menyerap 97 persen dari total tenaga kerja
“UMKM terbukti menjadi salah satu usaha yang mampu bertahan di tengah pandemi. Di antara gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di masa pandemi, UMKM justru menyerap tenaga kerja terbanyak dibandingkan sektor usaha lainnya,” ungkap Khofifah, Senin (14/2/2022).
Khofifah mengatakan, untuk bisa menembus pasar luar negeri harus terstandarisasi dengan baik. Setiap negara juga mempunyai ketentuan tersendiri untuk produk yang masuk. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dari mereka yang ahli yakni kurator. Selain itu, juga dibutuhkan asesor serta instruktur.
Karenanya, lanjut dia, di Rumah Kurasi tersebut juga memiliki format pendampingan. Dimana pendampingan dilakukan oleh 12 Asesor Berkompeten, 25 Instruktur Kurator dan 58 Kurator Rumah Kurasi.
"Sehingga produk UMKM Jatim yang dikurasi bukan hanya dinilai layak atau tidak diperluas pasarnya. Melainkan, di Rumah Kurasi ini seluruh program dilaksanakan dengan fokus pada pengembangan ekosistem dan kolaborasi," imbuhnya.
tulis komentar anda