Heroisme Pitar, Perwira Kerajaan Sunda yang Selamat saat Perang Bubat dengan Pura-pura Mati

Kamis, 03 Februari 2022 - 05:00 WIB
Mereka menyimpulkan Gajah Mada adalah biang semua bencana terbesar di masa Raja Hayam Wuruk. Para menteri pun menyiapkan para prajurit untuk menangkap Gajah Mada. Mereka mengepung kepatihan, tempat tinggal Gajah Mada di kompleks Istana.

Dalam cerita tersebut disebutkan, pada saat yang bersamaan Gajah Mada sadar ‘telah tiba waktunya bagi dia, sebagai Patih Amangkubumi untuk inkarnansi Narayana (Wisnu) dengan moksa. Sebelum terjadi Perang Bubat, Gajah Mada yang melarang Hayam Wuruk menemui Raja Linggabuana Wisesa. Gajah Mada meminta Hayam Wuruk untuk tetap tinggal di istana, saat Kepala Desa Bubat melaporkan kedatangan rombongan dari Kerajaan Sunda.

Gajah Mada menyebut rombongan Kerajaan Sunda sebagai musuh yang bakal menyerbu Majapahit, tetapi menyamar. Siasat Gajah Mada dituruti oleh Hayam Wuruk. Tetapi para abdi dalem dan pejabat istana lainnya sempat terkejut mendengarnya, namun tidak berani melawan.

Di Bubat, ada sekitar ratusan rombongan Kerajaan Sunda yang datang dengan kapal-kapal kecil. Raja Linggabuana mengirimkan utusannya, Patih Anepakan untuk pergi ke Majapahit yang disertai tiga pejabat lainnya dan 300 prajurit pilihan termasuk Pitar.



Rombongan Patih Anepakan datang ke rumah Patih Gajah Mada untuk mengabarkan Raja Sunda akan bertolak pulang dan mengira Hayam Wuruk ingkar janji. Terjadilah pertengkaran hebat karena Gajah Mada menginginkan supaya rombongan Kerajaan Sunda bersikap seperti layaknya vazal-vazal (negara taklukan Majapahit).

Hampir saja terjadi pertempuran di kepatihan Bubat kalau tidak ditengahi oleh Smaranata, seorang pandita kerajaan. Pulanglah utusan Raja Sunda setelah diberi tahu bahwa keputusan terakhir Raja Sunda akan disampaikan dalam tempo dua hari. Raja Linggabuana menolak diperlakukan layaknya seorang vazal. Dengan amarah besar, Raja Linggabuana bersumpah memilih gugur seperti seorang kesatria daripada dihina oleh Majapahit.

Maharaja Linggabuana Wisesa kemudian menemui istri dan anaknya, serta menyuruh mereka pulang. Tetapi mereka menolak dan bersikeras ingin tetap menemani sang raja. Hingga akhirnya Kerajaan Sunda hancur lebur dalam Perang Bubat.
(aww)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content