Pemkot Makassar Diminta Gerak Cepat Antisipasi Omicron
Senin, 17 Januari 2022 - 08:12 WIB
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar diminta bergerak cepat mengantisipasi penularan Covid-19 varian Omicron. Vaksinasi harus dimaksimalkan, testing dan tracing harus kembali dimasifkan.
Langkah tersebut perlu dilakukan menyusul kasus positif Covid-19 nasional yang naik signifikan. Tercatat, pada tanggal 15 Januari 2022, kasus harian di angka 1.054.
Sementara 7 daerah di Indonesia sudah melaporkan masuknya varian Omicron . Di antaranya DKI Jakarta, Banten, Surabaya, Madura, Bandung, Medan, Tangerang Selatan dan Malang.
Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Prof Ridwan Amiruddin meminta Pemkot Makassar mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi terjadinya kenaikan kasus. Jangan sampai kecolongan seperti gelombang kedua Covid-19 pada bulan Juni 2021 lalu.
"16 pekan ini kasus mengalami penurunan, hanya memang di satu pekan terakhir beberapa indikator penambahan kasus mengalami pergerakan naik," terang Prof Ridwan.
Menurutnya, sudah ada beberapa ahli yang memperkirakan ledakan akan terjadi di bulan Februari mendatang. Prediksi itu berdasarkan naiknya kasus di beberapa negara barat seperti Amerika, Inggris dan Jerman.
"Tarolah misalnya di Amerika, itu dalam sehari bisa mencatat 1 juta kasus," imbuhnya.
Kondisi itu disebut Prof Ridwan bisa saja terjadi di Indonesia, khususnya di Makassar. Namun demikian, implikasi kasus tak akan separah varian Delta.
Langkah tersebut perlu dilakukan menyusul kasus positif Covid-19 nasional yang naik signifikan. Tercatat, pada tanggal 15 Januari 2022, kasus harian di angka 1.054.
Sementara 7 daerah di Indonesia sudah melaporkan masuknya varian Omicron . Di antaranya DKI Jakarta, Banten, Surabaya, Madura, Bandung, Medan, Tangerang Selatan dan Malang.
Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Prof Ridwan Amiruddin meminta Pemkot Makassar mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi terjadinya kenaikan kasus. Jangan sampai kecolongan seperti gelombang kedua Covid-19 pada bulan Juni 2021 lalu.
"16 pekan ini kasus mengalami penurunan, hanya memang di satu pekan terakhir beberapa indikator penambahan kasus mengalami pergerakan naik," terang Prof Ridwan.
Menurutnya, sudah ada beberapa ahli yang memperkirakan ledakan akan terjadi di bulan Februari mendatang. Prediksi itu berdasarkan naiknya kasus di beberapa negara barat seperti Amerika, Inggris dan Jerman.
"Tarolah misalnya di Amerika, itu dalam sehari bisa mencatat 1 juta kasus," imbuhnya.
Kondisi itu disebut Prof Ridwan bisa saja terjadi di Indonesia, khususnya di Makassar. Namun demikian, implikasi kasus tak akan separah varian Delta.
tulis komentar anda