Kisah Putri Campa dan Penyebar Islam di Kerajaan Majapahit
Selasa, 04 Januari 2022 - 05:00 WIB
Putri Campa adalah istri dari Prabu Brawijaya V yang berasal dari Negeri Champa (Vietnam). Putri Campa merupakan bibi dari Sunan Ampel dan ibu dari Raden Fatah, Sultan Demak pertama.
Putri Cempa merupakan istri Brawijaya V yang saat itu sudah memeluk Islam. Dan dari sinilah cikal bakal Islam masuk ke Majapahit.
Keberadaan Putri Campa yang menjadi istri raja, mengundang imigran asal Campa datang ke Kerajaan Majapahit. Para imigram muslim itu diperkirakan masuk ke Majapahit 1476-1478 masehi.
Agama Islam sudah dianut sebagian kecil masyarakat Champa sejak abad ke-11. Ekspansi agama itu buah masuknya para pedagang dari Arab dan Persia ke negeri tersebut.
Setidaknya ada beberapa nama ulama besar di antara imigran asal Campa yang datang ke Majapahit. Antara lain Raden Rahmat atau Sunan Ampel, ayah Raden Rahmat Makdum Brhaim Asmara atau Ibrahim Asmarakandi, Raden Santri Ali, Raden Ali Murtolo, serta Raden Burereh.
Para imigran muslim itu dipimpin Makdum Brahim Asmara, ayah Raden Rahmat. Makdum Brahim keturunan Nabi Muhammad yang menikah dengan orang Campa. Dia berasal dari Tyulen, kepulauan kecil di tepi timur laut Kaspia, masuk wilayah Kazakhstan, timur barat laut Samarkand.
Sebelum masuk tiba di ibu kota Majapahit, rombongan Imigran singgah di Palembang. Saat itu Palembang dipimpin Adipati Arya Damar. Persinggahan mereka membuat Arya Jin Bun, putra Raja Brawijaya V dari selir asal China, menganut Islam.
Arya Jin Bun kala itu diasuh oleh Arya Damar. Saat memeluk Islam, dia berganti nama menjadi Raden Patah.
Raden Patah yang kala itu berusia sekitar 30 tahun, mengantar rombongan Imigran ke ibu kota Majapahit. Namun, Makdum Brahim wafat saat sampai di Tuban. Sampai di ibu kota Majapahit yang saat itu berada di Daha atau Kediri, Raden Patah membawa rombongan menghadap ke Prabu Dyah Ranawijaya.
Putri Cempa merupakan istri Brawijaya V yang saat itu sudah memeluk Islam. Dan dari sinilah cikal bakal Islam masuk ke Majapahit.
Keberadaan Putri Campa yang menjadi istri raja, mengundang imigran asal Campa datang ke Kerajaan Majapahit. Para imigram muslim itu diperkirakan masuk ke Majapahit 1476-1478 masehi.
Agama Islam sudah dianut sebagian kecil masyarakat Champa sejak abad ke-11. Ekspansi agama itu buah masuknya para pedagang dari Arab dan Persia ke negeri tersebut.
Setidaknya ada beberapa nama ulama besar di antara imigran asal Campa yang datang ke Majapahit. Antara lain Raden Rahmat atau Sunan Ampel, ayah Raden Rahmat Makdum Brhaim Asmara atau Ibrahim Asmarakandi, Raden Santri Ali, Raden Ali Murtolo, serta Raden Burereh.
Para imigran muslim itu dipimpin Makdum Brahim Asmara, ayah Raden Rahmat. Makdum Brahim keturunan Nabi Muhammad yang menikah dengan orang Campa. Dia berasal dari Tyulen, kepulauan kecil di tepi timur laut Kaspia, masuk wilayah Kazakhstan, timur barat laut Samarkand.
Sebelum masuk tiba di ibu kota Majapahit, rombongan Imigran singgah di Palembang. Saat itu Palembang dipimpin Adipati Arya Damar. Persinggahan mereka membuat Arya Jin Bun, putra Raja Brawijaya V dari selir asal China, menganut Islam.
Arya Jin Bun kala itu diasuh oleh Arya Damar. Saat memeluk Islam, dia berganti nama menjadi Raden Patah.
Raden Patah yang kala itu berusia sekitar 30 tahun, mengantar rombongan Imigran ke ibu kota Majapahit. Namun, Makdum Brahim wafat saat sampai di Tuban. Sampai di ibu kota Majapahit yang saat itu berada di Daha atau Kediri, Raden Patah membawa rombongan menghadap ke Prabu Dyah Ranawijaya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda