Kasus Bertambah, Varian Omicron Diduga Sudah Menyebar di Indonesia
Minggu, 26 Desember 2021 - 10:18 WIB
JAKARTA - Varian baru Covid-19 Omicron diduga telah menyebar di masyarakat. Hal itu setelah adanya penambahan 11 kasus baru varian Omicron di Indonesia.
Menurut Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menduga, ada potensi varian Omicron ada di masyarakat dalam jumlah yang masih terbatas. Karena Indonesia bukan negara yang menutup diri.
"Kita ini aktif melakukan penerbangan ke dan dari luar negeri, termasuk dalam hal ini yang ada kontak dengan Afrika, bisa itu Hong Kong, atau Eropa misalnya," kata Dicky melalui pesan suara yang diterima MNC Portal Indonesia, Minggu (26/12/2021).
Selain itu, sambung Dicky, pemerintah Indonesia juga sempat membuat kebijakan karantina hanya lima hari bagi para pelaku perjalanan luar negeri. Belum lagi ditambah surveillance genomic atau pelacakan dan pemantauan genom virus Corona yang masih sangat terbatas di Indonesia.
"Sehingga, semua itu menempatkan kita pada posisi yang tentu rawan atau besar kemungkinan sudah kemasukan dalam jumlah terbatas varian Omicron," terangnya.
Dicky juga menyoroti kasus pertama ditemukannya varian Omicron di Indonesia. Di mana, pasien pertama Omicron di Indonesia merupakan seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Namun, hingga saat ini belum diketahui siapa yang menularkan petugas tersebut.
"Omicron ini tiga kali lipat lebih cepat menular daripada Delta sehingga, kalau bicara ini sudah ada itu ya tentu sudah ada, ya tentu kalau yang Wisma Atlet ini kita harus melihat penyelidikan epidemiologinya," ungkap Dicky.
"Tapi yang jelas, kasus pertamanya yang menjadi penular dari si petugas kebersihan ini kan sulit dilacak kontaknya, nah ini yang membuat kita jadi cukup rawan dan oleh karena itu, sekali lagi, responding harus meningkatkan deteksi dini di masyarakat," sambungnya.
Menurut Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menduga, ada potensi varian Omicron ada di masyarakat dalam jumlah yang masih terbatas. Karena Indonesia bukan negara yang menutup diri.
"Kita ini aktif melakukan penerbangan ke dan dari luar negeri, termasuk dalam hal ini yang ada kontak dengan Afrika, bisa itu Hong Kong, atau Eropa misalnya," kata Dicky melalui pesan suara yang diterima MNC Portal Indonesia, Minggu (26/12/2021).
Selain itu, sambung Dicky, pemerintah Indonesia juga sempat membuat kebijakan karantina hanya lima hari bagi para pelaku perjalanan luar negeri. Belum lagi ditambah surveillance genomic atau pelacakan dan pemantauan genom virus Corona yang masih sangat terbatas di Indonesia.
"Sehingga, semua itu menempatkan kita pada posisi yang tentu rawan atau besar kemungkinan sudah kemasukan dalam jumlah terbatas varian Omicron," terangnya.
Dicky juga menyoroti kasus pertama ditemukannya varian Omicron di Indonesia. Di mana, pasien pertama Omicron di Indonesia merupakan seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Namun, hingga saat ini belum diketahui siapa yang menularkan petugas tersebut.
"Omicron ini tiga kali lipat lebih cepat menular daripada Delta sehingga, kalau bicara ini sudah ada itu ya tentu sudah ada, ya tentu kalau yang Wisma Atlet ini kita harus melihat penyelidikan epidemiologinya," ungkap Dicky.
"Tapi yang jelas, kasus pertamanya yang menjadi penular dari si petugas kebersihan ini kan sulit dilacak kontaknya, nah ini yang membuat kita jadi cukup rawan dan oleh karena itu, sekali lagi, responding harus meningkatkan deteksi dini di masyarakat," sambungnya.
(agn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda