Mudik Dilarang, Ganjar: Jangan Anggap Pemudik Itu Penjahat

Kamis, 23 April 2020 - 09:06 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta agar penerapan kebijakan pelarangan mudik dilakukan dengan narasi positif. FOTO/DOK.OKEZONE
SEMARANG - Pemerintah telah menetapkan larangan mudik tahun ini. Meski begitu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta agar penanganan kebijakan tersebut dilakukan dengan narasi positif.

Ia mengatakan bahwa penjagaan di jalan-jalan perbatasan mungkin menjadi cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan kebijakan larangan mudik itu. Namun, menurutnya, yang paling penting dilakukan adalah mengedukasi para calon pemudik dan menjamin keberlangsungan hidupnya selama mematuhi aturan itu.

"Sekarang narasinya harus diubah, jangan anggap pemudik itu penjahat. Jangan kita (setelah ada kebijakan larangan mudik) seperti ngejar-ngejar buronan. Yang harus dilakukan setelah Presiden melarang mudik itu adalah mengedukasi mereka, caranya adalah kasih insentif agar mereka aman," kata Ganjar, Rabu (22/4/2020).



Menurutnya, larangan mudik membuat sebagian orang memandang negatif perantau. Padahal bagi Ganjar, mereka adalah pahlawan kemanusiaan karena telah mengorbankan dirinya untuk tidak mudik.

"Mereka adalah pahlawan bagi saya. Bagaimana tidak, rasa rindu dikubur dalam-dalam, rasa lapar ditahan dan rekosone diempet (sakitnya ditahan). Ini pengorbanan luar biasa, jadi jangan anggap mereka penjahat yang harus ditangkap," katanya.

Meskipun nantinya akan dilakukan penjagaan di check point tertentu, misalnya jalan nasional menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, jalan provinsi menjadi kewenangan provinsi hingga jalan kabupaten-kota dijaga pemda setempat, namun itu hanya salah satu cara kecil.

"Yang utama itu diberikan insentif dan dijamin hidupnya. Maka sekarang saya dorong terus, ayo didata mereka-mereka yang tidak mudik. Jangan lihat KTP nya mana, agamanya mana, sukunya apa. Semua harus dibantu dan dijamin," ucapnya.

Sampai saat ini, banyak warga Jateng yang ada di perantauan khususnya Jabodetabek yang mengeluh belum terdata dan belum mendapatkan bantuan. Mereka sudah memutuskan untuk tidak pulang, namun mengeluh karena nasibnya tidak menentu.

"Banyak pertanyaan kepada saya, pak saya oke tidak pulang, tapi yang ngasih makan saya siapa?. Saya buruh harian, tukang ojek online, pedagang yang dapat uang sehari habis untuk kebutuhan sehari. Kalau mereka semua ini didata, dikasih insentif, maka urusan ini bisa selesai," katanya.

Untuk itu, Ganjar meminta agar pemerintah benar-benar memperhatikan nasib para perantau yang tidak boleh mudik tersebut. Apabila memang dibutuhkan gotong royong dari berbagai daerah, Jawa Tengah siap membantu.

"Kami siap kalau memang butuh gotong royong. Ayo rapat soal gotong royong itu dan kita eksekusi bersama," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content