Tangis Sang Anak Pecah, Usai Temukan Ibu Tewas Membusuk Lebih dari Seminggu
Senin, 20 Desember 2021 - 14:59 WIB
BLITAR - Seorang perempuan berinisial SMI (61) warga Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ditemukan tewas membusuk di rumahnya. Jenazah tergolek di dalam kamarnya. Kematian SMI diketahui pertama kali oleh Titik Sundari, anak SMI yang baru tiba dari Jakarta.
“Diperkirakan usia kematiannya sudah seminggu,” ujar Paur Humas Polres Blitar Bripka Didik Dwi kepada wartawan Senin (20/12/2021). Titik Sundari selama ini bertempat tinggal di Jakarta. Ia memutuskan pulang kampung menengok ibunya, karena beberapa hari terakhir tidak bisa dihubungi.
Namun setiba di depan rumah, saksi melihat pintu garasi rumah ibunya tertutup rapat dan terkunci. Pintu garasi merupakan akses masuk ke dalam rumah. “Saksi juga menuturkan sudah beberapa hari ibunya tidak bisa dihubungi, karenanya memutuskan pulang,“ kata Didik Dwi.
Karena kesulitan masuk rumah, saksi kemudian menghubungi kerabat ibunya yang rumahnya tidak jauh dari lokasi kejadian. Seorang tukang kunci didatangkan, dan pintu berhasil dibuka. Begitu masuk rumah, aroma tidak sedap langsung menyergap penciumannya.
Bau busuk tersebut semakin kuat, saat saksi mendekati kamar ibunya yang pintunya dalam keadaan tertutup. Begitu masuk kamar, ia tersentak kaget.
“Korban dalam keadaan sudah meningga dunia,” terang Didik Dwi. Jenazah telah mengeluarkan cairan busuk yang sampai mengalir ke lantai. Tangis Titik Sundari pecah melihat ibunya tergolek tak bernyawa dan sudah membusuk.
Belatung juga sudah keluar, dan bertebaran di mana-mana. Petugas yang melakukan pemeriksaan memperkirakan usia kematian SMI sudah semingguan. Menurut keterangan tetangga, sudah semingguan SMI memang tidak terlihat. Rumahnya juga dalam keadaan tertutup.
Diduga SMI mengalami sakit dan tidak ada yang mengetahui saat meninggal. Sebab dalam sehari-hari yang bersangkutan hidup sendiri di rumahnya. Anak-anak SMI berada di luar daerah, yang salah satunya saksi yang bertempat tinggal di Jakarta.
Menurut Kapolsek Lodoyo Timur AKP Agus Susanto pihak keluarga menerima kematian SMI sebagai musibah dan tidak menginginkan dilakukannya autopsi jenazah.
Pihak keluarga lansung memakamkan jenazah SMI. “Keluarga tidak menginginkan adanya autopsi, jenazah kemudian langsung dimakamkan,” kata Agus.
“Diperkirakan usia kematiannya sudah seminggu,” ujar Paur Humas Polres Blitar Bripka Didik Dwi kepada wartawan Senin (20/12/2021). Titik Sundari selama ini bertempat tinggal di Jakarta. Ia memutuskan pulang kampung menengok ibunya, karena beberapa hari terakhir tidak bisa dihubungi.
Namun setiba di depan rumah, saksi melihat pintu garasi rumah ibunya tertutup rapat dan terkunci. Pintu garasi merupakan akses masuk ke dalam rumah. “Saksi juga menuturkan sudah beberapa hari ibunya tidak bisa dihubungi, karenanya memutuskan pulang,“ kata Didik Dwi.
Karena kesulitan masuk rumah, saksi kemudian menghubungi kerabat ibunya yang rumahnya tidak jauh dari lokasi kejadian. Seorang tukang kunci didatangkan, dan pintu berhasil dibuka. Begitu masuk rumah, aroma tidak sedap langsung menyergap penciumannya.
Bau busuk tersebut semakin kuat, saat saksi mendekati kamar ibunya yang pintunya dalam keadaan tertutup. Begitu masuk kamar, ia tersentak kaget.
“Korban dalam keadaan sudah meningga dunia,” terang Didik Dwi. Jenazah telah mengeluarkan cairan busuk yang sampai mengalir ke lantai. Tangis Titik Sundari pecah melihat ibunya tergolek tak bernyawa dan sudah membusuk.
Belatung juga sudah keluar, dan bertebaran di mana-mana. Petugas yang melakukan pemeriksaan memperkirakan usia kematian SMI sudah semingguan. Menurut keterangan tetangga, sudah semingguan SMI memang tidak terlihat. Rumahnya juga dalam keadaan tertutup.
Diduga SMI mengalami sakit dan tidak ada yang mengetahui saat meninggal. Sebab dalam sehari-hari yang bersangkutan hidup sendiri di rumahnya. Anak-anak SMI berada di luar daerah, yang salah satunya saksi yang bertempat tinggal di Jakarta.
Menurut Kapolsek Lodoyo Timur AKP Agus Susanto pihak keluarga menerima kematian SMI sebagai musibah dan tidak menginginkan dilakukannya autopsi jenazah.
Pihak keluarga lansung memakamkan jenazah SMI. “Keluarga tidak menginginkan adanya autopsi, jenazah kemudian langsung dimakamkan,” kata Agus.
(shf)
tulis komentar anda