Konservasi Terumbu Karang Bikin Nelayan Makin Gampang Tangkap Ikan
Selasa, 14 Desember 2021 - 15:01 WIB
Kondisi itu lantas memantik PHE WMO untuk melakukan pemulihan dengan melakukan transplantasi karang yang dilakukan mulai 2017 dan 2019 di area seluas delapan hektare. Dengan harapan, mampu mempercepat regenerasi pertumbuhan terumbu karang yang semakin terdegradasi.
Menurut Manager WMO Field Sapto Agus Sudarmanto, transplantasi dimulai melalui penanaman empat jenis terumbu dengan 480 fragmen atau bibit karang. Dampak saat ini adalah terjadi peningkatan spesies ikan dari 8 spesies menjadi 36 spesies ikan.
“Karena pertumbuhan terumbu karang sangat bagus dan semakin besar, ditambah modul beton berongga yang menjadi rumah ikan. Survival rate-nya naik sampai di angka 97 persen, sedangkan tingkat pertumbuhan nya bisa mencapai 19-22 centimeter per tahun,” ungkap Sapto Agus Sudarmanto.
PHE WMO menggandeng Yayasan Sosial Investment Indonesia untuk mengukur pendapatan masyarakat melalui Social Return of Investment (SRoI) dan mengetahui sejauh mana hasil pemberdayaan kawasan pesisir dan pelestarian lingkungan.
“Hasil kajian SRoI, tingkat pendapatan kelompok masyarakat dari Rp 1 menghasilkan Rp 4,2. Hal itu diukur dari segi lingkungan, ekonomi, sosial masyarakat, termasuk dari segi alam baik dari peningkatan flora dan fauna,” paparnya.
Menurut Manager WMO Field Sapto Agus Sudarmanto, transplantasi dimulai melalui penanaman empat jenis terumbu dengan 480 fragmen atau bibit karang. Dampak saat ini adalah terjadi peningkatan spesies ikan dari 8 spesies menjadi 36 spesies ikan.
“Karena pertumbuhan terumbu karang sangat bagus dan semakin besar, ditambah modul beton berongga yang menjadi rumah ikan. Survival rate-nya naik sampai di angka 97 persen, sedangkan tingkat pertumbuhan nya bisa mencapai 19-22 centimeter per tahun,” ungkap Sapto Agus Sudarmanto.
PHE WMO menggandeng Yayasan Sosial Investment Indonesia untuk mengukur pendapatan masyarakat melalui Social Return of Investment (SRoI) dan mengetahui sejauh mana hasil pemberdayaan kawasan pesisir dan pelestarian lingkungan.
“Hasil kajian SRoI, tingkat pendapatan kelompok masyarakat dari Rp 1 menghasilkan Rp 4,2. Hal itu diukur dari segi lingkungan, ekonomi, sosial masyarakat, termasuk dari segi alam baik dari peningkatan flora dan fauna,” paparnya.
(msd)
tulis komentar anda