Pasukan Brimob Bentrok dengan Ibu-ibu Adat Tolak Waduk Lambo
Jum'at, 10 Desember 2021 - 17:13 WIB
NAGAKEO - Pasukan Brimob dan warga kembali terlibat bentrok, diproyek Waduk Lambo. Tampak petugas kepolisian membongkar paksa pagar kayu yang dibuat warga adat.
Dalam bentrokan itu, pasukan Brimob dengan warga yang terdiri dari ibu-ibu terlibat saling tarik menarik. Warga menolak pembangunan Waduk Lambo, di Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Ngekeo, NTT.
Sejumlah warga akhirnya diamankan polisi bersenjata lengkap. Tampak, proses penangkapan dan pembongkaran pagar kayu warga adat ini juga diwarnai dengan teriakan dan isak tangis mama mama adat.
Dalam aksinya, warga adat ini bersikeras menolak lahannya digunakan untuk pembangunan Waduk Lambo.
"Kami minta Presiden Jokowi memperhatikan kami dan aparat yang ke lokasi juga membawa senjata lengkap menghadapi kami. Kami tidak mau lahan kami dijadikan Waduk Lambo," kata salah seorang warga, Jumat (10/12/2021).
Lebih lanjut, warga yang terdiri dari ibu-ibu itu akan tetap mempertahankan tanah adat mereka.
"Apapun situasinya, kami tetap menolak lahan ini dijadikan Waduk Lambo. Kami bukan menolak pembangunan waduknya, tetapi lokasinya. Kami mohon Bapak Presiden dengarkan aspirasi kami," tukas warga itu.
Dalam bentrokan itu, pasukan Brimob dengan warga yang terdiri dari ibu-ibu terlibat saling tarik menarik. Warga menolak pembangunan Waduk Lambo, di Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Ngekeo, NTT.
Sejumlah warga akhirnya diamankan polisi bersenjata lengkap. Tampak, proses penangkapan dan pembongkaran pagar kayu warga adat ini juga diwarnai dengan teriakan dan isak tangis mama mama adat.
Dalam aksinya, warga adat ini bersikeras menolak lahannya digunakan untuk pembangunan Waduk Lambo.
"Kami minta Presiden Jokowi memperhatikan kami dan aparat yang ke lokasi juga membawa senjata lengkap menghadapi kami. Kami tidak mau lahan kami dijadikan Waduk Lambo," kata salah seorang warga, Jumat (10/12/2021).
Baca Juga
Lebih lanjut, warga yang terdiri dari ibu-ibu itu akan tetap mempertahankan tanah adat mereka.
"Apapun situasinya, kami tetap menolak lahan ini dijadikan Waduk Lambo. Kami bukan menolak pembangunan waduknya, tetapi lokasinya. Kami mohon Bapak Presiden dengarkan aspirasi kami," tukas warga itu.
(hsk)
tulis komentar anda