3.206 Jiwa Dari Enam Kecamatan di Kota Makassar Terdampak Banjir

Selasa, 07 Desember 2021 - 19:47 WIB
Sejumlah warga di Makassar menerobos banjir untuk mengungsi ketempat yang lebih aman, Selasa (7/12/2021). Foto: Sindonews/Muchtamir Zaide
MAKASSAR - Banjir di Kota Makassar semakin meluas seiring cuaca ekstrem terjadi selama beberapa hari terakhir. Hingga saat ini, tercatat ada enam kecamatan dan sekitar 3.206 jiwa yang terdampak banjir.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, ada enam kecamatan yang kini terendam banjir. Titik terparah masih terjadi di daerah-daerah kategori banjir kronis. Di beberapa titik, ketinggian air bahkan sudah sampai leher orang dewasa.





Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Andi Hendra Hakamuddin mengatakan, dampak banjir terparah ada di Kecamatan Biringkanaya. Di kecamatan ini, setidaknya ada 1.508 jiwa yang berdampak banjir.

“Di Kecamatan Biringkanaya ada 11 titik pengungsian. Di sini paling banyak yang kena banjir karena jumlah penduduknya juga banyak yaitu 1.508 jiwa,” kata dia, Selasa (7/12/2021).

Selain Kecamatan Biringkanaya, dampak banjir terparah juga terjadi di Kecamatan Manggala. BPBD Makassar mencatat ada sekitar 1.214 jiwa yang rumahnya terendam banjir. Sementara itu, sudah ada enam titik pengungsian hingga saat ini.

Kemudian ada Kecamatan Tamalanrea yang korban berdampaknya sebanyak 162 jiwa dengan tiga titik pengungsian, Kecamatan Panakkukang 163 jiwa dengan enam titik pengungsian, Kecamatan Rappocini 102 jiwa dengan enam titik pengungsian, dan Kecamatan Tamalate 57 jiwa dengan dua titik pengungsian.

Pantauan SINDO di Jalan Toa Daeng III, Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, warga mulai meninggalkan rumahnya. Mereka memilih mengungsi. Ketinggian air di lokasi ini memang cukup parah di beberapa sisi. Akses jalan lumpuh total. Harus menggunakan perahu.



“Kita sudah evakuasi warga ke tempat pengungsian yang sudah kita siapkan dan lebih aman. Tapi ada juga yang memilih untuk mengungsi ke rumah-rumah keluarga. Kita tetap persilakan itu,” ucapnya.

Kata dia, proses evakuasi warga terdampak itu menggunakan perahu karet . Hendra menyebut proses evakuasi diprioritaskan bagi kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan hamil dan menyusui, orang tua, serta penyandang disabilitas.

“Pendirian dapur umum dan posko kesehatan juga sudah dilakukan oleh Dinas Sosial , Dinas Kesehatan, dan Palang Merah Indonesia. Kita juga bekerja sama dengan Damkar, Basarnas, TNI-Polri, serta tim relawan lainnya,” bebernya.
(agn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content