Polisi Usut Penyerangan Sekolah di Momen Hari Guru Nasional
Kamis, 25 November 2021 - 20:20 WIB
MAKASSAR - Sejumlah orang berseragam putih abu-abu diduga menyerang SMA-SMK Nasional Jalan Ratulangi, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Kamis (25/11/2021) siang. Penyerang menunggangi beberapa motor melempar dengan batu, sampai anak panah.
Hal itu terekam dalam video berdurasi 44 detik yang viral di sosial media. Informasi kepolisian, beberapa fasilitas sekolah rusak, karena terkena lemparan batu. Para penyerang juga menyasar kendaraan yang terparkir di depan gedung, merusak dengan tendangan sampai sabetan parang.
Kasubag Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando mengaku masih menyelidiki peristiwa yang terjadi bertepatan dengan peringatan hari guru nasional. Pendalaman difokuskan ke latar belakang terjadinya penyerangan.
"Apakah persoalan pribadi yang membawa-bawa kelompok atau kah ada kelompok tertentu yang sengaja membuat keributan," ucapnya.
Dia bilang, polisi tengah berkoordinasi dengan pihak sekolah, termasuk Dinas Pendidikan Kota Makassar. Lando bilang kejadian itu berlangsung cepat, beberapa saksi seperti petugas pengamanan sekolah tak bisa berbuat apa-apa. "Apalagi kelihatannya ada senjata tajam," imbuhnya.
Perwira Polri tiga balok ini menyampaikan, polisi bakal melakukan pengamanan ekstra di sekitar tempat kejadian. Terlebih menurut informasi yang diterima, masalah ini kerap terjadi, di beberapa sekolah lain akhir-akhir ini. "Kemarin kan SMA 11 yang di (jalan) Mappaodang," paparnya.
Di sisi lain, petugas Polsek Mamajang sempat mengamankan belasan anak remaja berseragam sekolah, sekitar tempat kejadian. Bahkan polisi sempat menemukan satu anak panah di saku celana, seorang pelajar yang diamankan.
"Yang busur itu. Kata yang bersangkutan ditemukan di jalan. Kemudian dia kantongi. Lalu ikut duduk bersama teman-temanya di belakang kuburan Dadi (kecamatan Mamajang)," kata Kapolsek Mamajang, AKP Mariana Taruk Rante di kantornya.
Mariana mengatakan ada 11 orang yang diamankan di kawasan pemukiman belakang Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadi, Jalan Amirullah. "Namun setelah di interogasi mereka tidak terlibat pengrusakan. Mereka hanya duduk-duduk di belakang kuburan," paparnya.
Dia mengaku bakal meng intensifkan patroli untuk mengantisipasi hal-hal serupa. Kini belasan yang diamankan telah dikembalikan ke orang tuanya, usai diberikan pembinaan. "Karena semua kita sudah introgasi dan tidak ada keterlibatan kejadian di SMA/SMK Nasional," tutur Mariana.
Hal itu terekam dalam video berdurasi 44 detik yang viral di sosial media. Informasi kepolisian, beberapa fasilitas sekolah rusak, karena terkena lemparan batu. Para penyerang juga menyasar kendaraan yang terparkir di depan gedung, merusak dengan tendangan sampai sabetan parang.
Kasubag Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando mengaku masih menyelidiki peristiwa yang terjadi bertepatan dengan peringatan hari guru nasional. Pendalaman difokuskan ke latar belakang terjadinya penyerangan.
"Apakah persoalan pribadi yang membawa-bawa kelompok atau kah ada kelompok tertentu yang sengaja membuat keributan," ucapnya.
Dia bilang, polisi tengah berkoordinasi dengan pihak sekolah, termasuk Dinas Pendidikan Kota Makassar. Lando bilang kejadian itu berlangsung cepat, beberapa saksi seperti petugas pengamanan sekolah tak bisa berbuat apa-apa. "Apalagi kelihatannya ada senjata tajam," imbuhnya.
Perwira Polri tiga balok ini menyampaikan, polisi bakal melakukan pengamanan ekstra di sekitar tempat kejadian. Terlebih menurut informasi yang diterima, masalah ini kerap terjadi, di beberapa sekolah lain akhir-akhir ini. "Kemarin kan SMA 11 yang di (jalan) Mappaodang," paparnya.
Di sisi lain, petugas Polsek Mamajang sempat mengamankan belasan anak remaja berseragam sekolah, sekitar tempat kejadian. Bahkan polisi sempat menemukan satu anak panah di saku celana, seorang pelajar yang diamankan.
"Yang busur itu. Kata yang bersangkutan ditemukan di jalan. Kemudian dia kantongi. Lalu ikut duduk bersama teman-temanya di belakang kuburan Dadi (kecamatan Mamajang)," kata Kapolsek Mamajang, AKP Mariana Taruk Rante di kantornya.
Mariana mengatakan ada 11 orang yang diamankan di kawasan pemukiman belakang Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadi, Jalan Amirullah. "Namun setelah di interogasi mereka tidak terlibat pengrusakan. Mereka hanya duduk-duduk di belakang kuburan," paparnya.
Dia mengaku bakal meng intensifkan patroli untuk mengantisipasi hal-hal serupa. Kini belasan yang diamankan telah dikembalikan ke orang tuanya, usai diberikan pembinaan. "Karena semua kita sudah introgasi dan tidak ada keterlibatan kejadian di SMA/SMK Nasional," tutur Mariana.
(agn)
tulis komentar anda