Tradisi Rebo Wekasan di Majalengka: Salat Tolak Bala dan Berbagi Kue Apem

Rabu, 06 Oktober 2021 - 10:32 WIB
Rabu (6/10/2021) ini memiliki arti tersendiri bagi sebagian warga di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. SINDOnews/Inin
MAJALENGKA - Rabu (6/10/2021) ini memiliki arti tersendiri bagi sebagian warga di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dalam tahun Hijriyah, hari Rabu ini dikenal dengan Rebo Wekasan , Hari Rabu terakhir pada bulan Safar.

Untuk beberapa kalangan masyarakat, mereka memiliki tradisi yang sudah turun temurun setiap kali Rebo Wekasan tiba. Salat Tolak Bala dan membuat Apem adalah tradisi yang sampai saat ini masih terjaga.

Pemandangan itu di antaranya terlihat di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung dan Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh. Di dua desa itu, sejumlah warga tampak menyempatkan waktu untuk melaksanakan Salat Tolak Bala berjamaah di Musala.

Sebelum Salat Tolak Bala dimulai, sejumlah kaum muslimin terlihat melantunkan salawat bersama-bersama di Musala. Di Desa Bantarwaru, Salat Tolak Bala mulai dilakukan sekitar pukul 08.00 WIB.

"Kalau dulu waktu di Pesantren, biasanya Salatnya sore hari. Kalau di sini, sudah turun temurun dilaksanakannya pagi," kata imam Salat Talak Bala di Musala Darussalam, Blok Minggu, Desa Bantarwaru Abdurahman kepada MPI seusai salat.



"Setelah salat, kami Wirid dan doa bersama. Bacaannya ya seperti yang diajarkan dari orang tua," lanjut dia.

Hal serupa dilakukan sejumlah warga di Desa Putridalem. Bahkan, selain Salat, di desa ini ada budaya dalam bidang 'kuliner,' yakni membuat kue Apem.

Lurah Dusun Kaputren Yahya mengatakan, tradisi tersebut sudah berjalan cukup lama, sejak zaman leluhurnya dulu. Lewat gotong royong, mereka beramai-ramai membuat Apem, untuk kemudian dibagi-bagikan kepada warga. Baca: Bupati Aceh Barat Daya Adukan Dugaan Permainan Proses HGU PT CA ke Ombudsman RI.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More