Perjuangan Kartini Medan Penyapu Jalanan saat Wabah Covid-19 yang Tetap Bekerja
Selasa, 21 April 2020 - 15:01 WIB
MEDAN - Wabah virus corona atau Covid-19 terus meluas ke berbagai daerah di Indonesia. Pemerintah Indonesia terus menggencarkan gerakan social distancing atau Work From Home (WFH).
Namun masih ada masyarakat yang tetap harus bekerja, seperti ibu Juminten. Wanita berusia 42 tahun ini masih melakukan rutinitasnya yaitu bekerja sebagai penyapu jalanan di Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/04/2020).
Di Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 april, Juminten tetap berjuang untuk keluarganya. Dia bekerja menyapu jalanan dua kali setiap harinya.
Kebersihan jalanan di Kota Medan merupakan tanggung jawabnya dan teman seprofesinya yang tergabung dalam pasukan melati dibawah Dinas Kebersihan Kota Medan. (BACA JUGA: Tak Digaji, Tukang Sapu Kuburan di Padangsidimpuan Tetap Mengabdi)
Dimulai sejak pukul enam pagi, Juminten membersihkan ruas jalan yang menjadi tugasnya. Pekerjaan ini sudah ia lakoni sejak tahun 1994 sampai sekarang.
Juminten mengaku khawatir ditengah pandemi Covid-19. “Sebetulnya ada kekhawatiran, tapi apa daya karena kita kan butuh makan juga. Saya mencari makan sendiri untuk dua orang anak saya” ucap juminten.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia tetap bertahan dan berjuang. Bahkan Juminten berusaha menambah pendapatannya dengan bekerja sebagai pramusaji di sebuah warung kopi. Hal ini kerap ia lakukan disela-sela pergantian shif tugas menyapu jalanan.
Lihat Juga: Peringati Hari Kartini, Sivitas Akademika UGM Keluarkan Pernyataan Sikap Atas Rusaknya Demokrasi
Namun masih ada masyarakat yang tetap harus bekerja, seperti ibu Juminten. Wanita berusia 42 tahun ini masih melakukan rutinitasnya yaitu bekerja sebagai penyapu jalanan di Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/04/2020).
Di Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 april, Juminten tetap berjuang untuk keluarganya. Dia bekerja menyapu jalanan dua kali setiap harinya.
Kebersihan jalanan di Kota Medan merupakan tanggung jawabnya dan teman seprofesinya yang tergabung dalam pasukan melati dibawah Dinas Kebersihan Kota Medan. (BACA JUGA: Tak Digaji, Tukang Sapu Kuburan di Padangsidimpuan Tetap Mengabdi)
Dimulai sejak pukul enam pagi, Juminten membersihkan ruas jalan yang menjadi tugasnya. Pekerjaan ini sudah ia lakoni sejak tahun 1994 sampai sekarang.
Juminten mengaku khawatir ditengah pandemi Covid-19. “Sebetulnya ada kekhawatiran, tapi apa daya karena kita kan butuh makan juga. Saya mencari makan sendiri untuk dua orang anak saya” ucap juminten.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia tetap bertahan dan berjuang. Bahkan Juminten berusaha menambah pendapatannya dengan bekerja sebagai pramusaji di sebuah warung kopi. Hal ini kerap ia lakukan disela-sela pergantian shif tugas menyapu jalanan.
Lihat Juga: Peringati Hari Kartini, Sivitas Akademika UGM Keluarkan Pernyataan Sikap Atas Rusaknya Demokrasi
(vit)
tulis komentar anda