Selama Januari - Juli, Neraca Perdagangan Jatim Defisit USD2,25 Miliar

Sabtu, 21 Agustus 2021 - 03:59 WIB
Neraca perdagangan Jawa Timur mengalami defisit USD2,25 Miliar selama Januari-Juli.Foto/Ilustrasi
SURABAYA - Secara kumulatif, selama Januari - Juli 2021, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) masih mengalami defisit sebesar USD2,25 miliar. Defisit ini akibat selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas maupun sektor nonmigas yang sama-sama mengalami defisit.

Adapun defisit neraca perdagangan sektor migas adalah sebesar USD 2,09 miliar. Sedangkan defisit neraca perdagangan sektor nonmigas adalah sebesar USD 0,16 miliar.

"Kondisi ini membuat kinerja kedua sektor tersebut perlu lebih ditingkatkan. Sehingga neraca perdagangan Jatim berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Disamping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya.



Baca juga: Asyik Bermain di Pinggir Sungai, Anak-anak di Blitar Malah Temukan Mayat

Secara kumulatif, selama Januari - Juli 2021, impor yang masuk ke Jatim sebesar USD14,86 miliar atau naik 30,27 persen dibandingkan Januari - Juli 2020, yakni sebesar USD 11,40 miliar. Sedangkan untuk ekspor, secara kumulatif, selama Januari - Juli 2021, sebesar USD12,61 miliar atau naik 12,40 persen dibandingkan Januari - Juli 2020.

Selama Januari - Juli 2021, komoditas ekspor terbesar adalah minyak petroleum mentah yaitu dengan nilai peranan sebesar 8,21 persen atau sebesar USD1,04 miliar. Disusul tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda dengan peranan sebesar 7,27 persen atau sebesar USD 916,20 juta. Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 4,65 persen atau dengan nilai ekspor sebesar USD 586,89 juta.

Sementara untuk komoditas impor, selama Januari - Juli 2021, yang dominan adalah bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur yang mencapai USD 973,55 juta. Disusul komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur dengan nilai sebesar USD698,98 juta.

“Berikutnya, bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi dibawah RON 97 tidak dicampur dengan nilai USD690,52 juta,” imbuh Umar.

Baca juga: Wow, Sebulan Sampah Masker di Kota Surabaya Capai 863 Kilogram

Tiga negara utama penyumbang impor ke Jatim pada periode Januari - Juli 2021, masih didominasi dari Tiongkok dengan nilai imporsebesar USD 3,32 miliar atau dengan kontribusi sebesar 28,35 persen. Disusul Amerika Serikat sebesar USD 911,19 juta atau dengan kontribusi sebesar 7,78 persen serta dari India sebesar USD 550,01 juta atau dengan kontribusi sebesar 4,70 persen.

Sedangkan untuk ekspor, selama Januari - Juli 2021, ekspor nonmigas ke kawasan negara ASEAN sebesar USD 2,09 miliar atau sebesar 18,13 persen dari total ekspor Jatim. Malaysia menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor nonmigas mencapai USD 856,74 juta atau setara 7,41 persen.

Ekspor nonmigas ke Uni Eropa pada periode tersebut mencapai USD1,00 miliar dengan kontribusi sebesar 8,67 persen. Lalu ke Amerika Serikat dengan nilai USD1,85 miliar atau setara 16,05 persen.
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content