Di Hadapan Presiden, Gubernur Khofifah Laporkan Kondisi dan Penanganan COVID-19 di Jatim
Jum'at, 20 Agustus 2021 - 10:36 WIB
SURABAYA - Pada kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Madiun, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa berkesempatan menyampaikan paparan terkait kondisi dan penanganan COVID-19 di Jatim.
Khofifah menyatakan, kasus COVID-19 di Jatim mulai kondusif dan terkendali berdasarkan beberapa indikator yang ada. Diantaranya, menurunnya tren Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur, tren tracing dan testing naik. Lalu menurunnya jumlah PPKM level 4 dari 30 kabupaten/kota menjadi 17, dan bertambahnya daerah untuk PPKM level 3 menjadi 20 kabupaten/kota.
"Kami ingin melaporkan kepada bapak Presiden terkait penanganan COVID-19 di Jatim, bahwa dengan adanya pemberlakuan PPKM berlevel terbukti efektif menurunkan angka penyebaran COVID-19," katanya, Kamis (19/8/2021).
Berdasarkan data per Rabu (18/8/2021), dibandingkan data per 3 Juli 2021 BOR RS Rujukan COVID-19 di Jatim menunjukkan penurunan signifikan dan sudah dibawah standar WHO 60 persen. Dimana untuk BOR ICU dari 78 persen turun menjadi 59 persen, BOR Isolasi biasa dari 81% turun menjadi 42 persen, BOR RS Lapangan dari 69 persen turun menjadi 30 persen, dan BOR Rumah Karantina dari 50 persen turun menjadi 22 persen.
Selain itu, untuk tracing dan testing di Jatim juga mengalami kenaikan cukup signifikan dari 1,2 persen menjadi 9,4 persen. "Alhamdulillah sudah 9,4 persen untuk tracing dan kami akan terus meningkatkan terutama untuk testingnya," imbuh orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.
Terkait harga tes swab PCR, Khofifah menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke lapangan dan hasilnya harga sudah turun sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Test PCR di Jatim pun sudah diatas standar WHO yaitu 40.479 test per minggu.
Sementara pada seminggu terakhir testing di Jatim telah mencapai 74.245 test per minggu. "Untuk tes swab PCR sudah sesuai arahan pak Presiden, untuk harga maksinum 495 di Jawa - Bali dan hasil tesnya maksimum 24 jam, sudah mulai dilaksanakan oleh beberapa tempat lab PCR," tandasnya.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, dalam dua minggu terakhir zona merah di Jatim terus mengalami penurunan. Dari semula 34 kabupaten/kota berzona merah, per Selasa (17/8/2021) menjadi 15 kabupaten/kota yang masuk zona merah. Kemudian untuk posisi Rate of Transmission (RT) juga sudah berada di bawah 1.
Hal ini menandakan bahwa penyebaran COVID-19 di Jatim mulai landai dan terkendali. "RT Jatim tercatat hari Rabu (18/8/2021) adalah 0,45 artinya jauh dibawah 1, jadi bahwa proses penyebaran di Jatim makin terkendali," tuturnya.
Khofifah menyatakan, kasus COVID-19 di Jatim mulai kondusif dan terkendali berdasarkan beberapa indikator yang ada. Diantaranya, menurunnya tren Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur, tren tracing dan testing naik. Lalu menurunnya jumlah PPKM level 4 dari 30 kabupaten/kota menjadi 17, dan bertambahnya daerah untuk PPKM level 3 menjadi 20 kabupaten/kota.
"Kami ingin melaporkan kepada bapak Presiden terkait penanganan COVID-19 di Jatim, bahwa dengan adanya pemberlakuan PPKM berlevel terbukti efektif menurunkan angka penyebaran COVID-19," katanya, Kamis (19/8/2021).
Berdasarkan data per Rabu (18/8/2021), dibandingkan data per 3 Juli 2021 BOR RS Rujukan COVID-19 di Jatim menunjukkan penurunan signifikan dan sudah dibawah standar WHO 60 persen. Dimana untuk BOR ICU dari 78 persen turun menjadi 59 persen, BOR Isolasi biasa dari 81% turun menjadi 42 persen, BOR RS Lapangan dari 69 persen turun menjadi 30 persen, dan BOR Rumah Karantina dari 50 persen turun menjadi 22 persen.
Selain itu, untuk tracing dan testing di Jatim juga mengalami kenaikan cukup signifikan dari 1,2 persen menjadi 9,4 persen. "Alhamdulillah sudah 9,4 persen untuk tracing dan kami akan terus meningkatkan terutama untuk testingnya," imbuh orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.
Terkait harga tes swab PCR, Khofifah menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke lapangan dan hasilnya harga sudah turun sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Test PCR di Jatim pun sudah diatas standar WHO yaitu 40.479 test per minggu.
Sementara pada seminggu terakhir testing di Jatim telah mencapai 74.245 test per minggu. "Untuk tes swab PCR sudah sesuai arahan pak Presiden, untuk harga maksinum 495 di Jawa - Bali dan hasil tesnya maksimum 24 jam, sudah mulai dilaksanakan oleh beberapa tempat lab PCR," tandasnya.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, dalam dua minggu terakhir zona merah di Jatim terus mengalami penurunan. Dari semula 34 kabupaten/kota berzona merah, per Selasa (17/8/2021) menjadi 15 kabupaten/kota yang masuk zona merah. Kemudian untuk posisi Rate of Transmission (RT) juga sudah berada di bawah 1.
Hal ini menandakan bahwa penyebaran COVID-19 di Jatim mulai landai dan terkendali. "RT Jatim tercatat hari Rabu (18/8/2021) adalah 0,45 artinya jauh dibawah 1, jadi bahwa proses penyebaran di Jatim makin terkendali," tuturnya.
tulis komentar anda