Bangun Pabrik Pemanfaatan Biomassa, Barata Indonesia Gandeng Perusahaan Malaysia
Rabu, 11 Agustus 2021 - 20:25 WIB
SURABAYA - PT Barata Indonesia (Persero) menggandeng perusahaan asal Malaysia, Treehouz Asia Sdn Bhd untuk pembangunan pabrik bahan bakar energi alternatif. Yakni melalui pemanfaatan biomassa berbasis kayu dan limbah pengolahan kayu di Indonesia.
Kerjasama strategis ini dituangkan MoU dan dilanjutkan dengan NDA antara Barata Indonesia dan Treehouz Asia yang dilakukan via daring pada Rabu (11/8/2021). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Pemasaran Barata Indonesia, Sulistyo Handoko.
Sementara di pihak Treehouz Asia dilakukan oleh Tan Eng Hau, yang menjabat sebagai Managing Director. “Kami terus berupaya melakukan ekspansi dan aliansi untuk penguatan industri agro di Tanah Air,” kata Direktur Pemasaran Barata Indonesia, Sulistyo Handoko.
Dia menyatakan, perseroan menyambut baik peluang kerja sama pembangunan project biomassa ini. Menurutnya, proyek ini akan mendukung program co-firing di Indonesia dan juga peningkatan produksi berbentuk pellet ataupun sawdust baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. "Sebagai BUMN manufaktur, kami menaruh komitmen tinggi terhadap peningkatan kandungan lokal dalam setiap produk," ujarnya.
Baca juga: Sindikat Perdagangan Gadis di Bawah Umur Dibongkar, Dijual Rp300 Ribu Sekali Kencan
Managing Director Treehouz Asia, Tan Eng Hau mengatakan, kerjasama ini sebagai ekspansi pasar khususnya dalam pengembangan biomassa berbasis pellet atau sawdust plant projects di Indonesia. “Dengan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, kami berharap Barata dan Treehouz dapat bersinergi memanfaatkan kompetensi masing-masing ,” ucap Tan.
Rencananya, Barata Indonesia dan TreeHouz akan membangun pellet plants yang berlokasi di Pahang Malaysia dengan kapasitas 40 tph. Selain menjalin kerja sama di bidang biomassa tersebut, kedua perusahaan juga sepakat bekerjasama dalam pengembangan co-firing dengan biomassa. Kerjasama ini dalam rangka pengembangan energi alternatif untuk mendukung ketersediaan energi nasional yang bersih dan ramah lingkungan.
“Peluang bisnis ini akan dikembangkan dengan menghadirkan keunggulan teknologi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai solusi energi masa depan,” tutup Sulistyo Handoko
Lihat Juga: Pertama di NTT, Pupuk Indonesia dan Relawan Bakti BUMN Bentangkan Bendera Merah Putih Sepanjang 1 KM
Kerjasama strategis ini dituangkan MoU dan dilanjutkan dengan NDA antara Barata Indonesia dan Treehouz Asia yang dilakukan via daring pada Rabu (11/8/2021). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Pemasaran Barata Indonesia, Sulistyo Handoko.
Sementara di pihak Treehouz Asia dilakukan oleh Tan Eng Hau, yang menjabat sebagai Managing Director. “Kami terus berupaya melakukan ekspansi dan aliansi untuk penguatan industri agro di Tanah Air,” kata Direktur Pemasaran Barata Indonesia, Sulistyo Handoko.
Dia menyatakan, perseroan menyambut baik peluang kerja sama pembangunan project biomassa ini. Menurutnya, proyek ini akan mendukung program co-firing di Indonesia dan juga peningkatan produksi berbentuk pellet ataupun sawdust baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. "Sebagai BUMN manufaktur, kami menaruh komitmen tinggi terhadap peningkatan kandungan lokal dalam setiap produk," ujarnya.
Baca juga: Sindikat Perdagangan Gadis di Bawah Umur Dibongkar, Dijual Rp300 Ribu Sekali Kencan
Managing Director Treehouz Asia, Tan Eng Hau mengatakan, kerjasama ini sebagai ekspansi pasar khususnya dalam pengembangan biomassa berbasis pellet atau sawdust plant projects di Indonesia. “Dengan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, kami berharap Barata dan Treehouz dapat bersinergi memanfaatkan kompetensi masing-masing ,” ucap Tan.
Rencananya, Barata Indonesia dan TreeHouz akan membangun pellet plants yang berlokasi di Pahang Malaysia dengan kapasitas 40 tph. Selain menjalin kerja sama di bidang biomassa tersebut, kedua perusahaan juga sepakat bekerjasama dalam pengembangan co-firing dengan biomassa. Kerjasama ini dalam rangka pengembangan energi alternatif untuk mendukung ketersediaan energi nasional yang bersih dan ramah lingkungan.
“Peluang bisnis ini akan dikembangkan dengan menghadirkan keunggulan teknologi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai solusi energi masa depan,” tutup Sulistyo Handoko
Lihat Juga: Pertama di NTT, Pupuk Indonesia dan Relawan Bakti BUMN Bentangkan Bendera Merah Putih Sepanjang 1 KM
(msd)
tulis komentar anda