Pandemi COVID-19, FKPT Sulteng Ajak Satukan Energi Bersama Atasi Kesulitan Bangsa

Rabu, 28 Juli 2021 - 21:13 WIB
Ketua FKPT Sulteng Muhammad Nur Sangadji menyatakan, masyarakat harus memberi kontribusi kepada bangsa ini yang tengah butuh energi untuk menyatukan semua elemen. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
PALU - Dalam kondisi krisisakibat pandemiCOVID-19, saat ini masih ada pihak-pihak yang mencoba untuk menyebarkan provokasi yang mengarah pada anarki. Padahal, semua elemen masyarakat ituseharusnya dapat menyatukan energi untuk mengatasi situasi bangsa yang sedang dalamkesulitan.

Baca juga: 9 Kiai Sepuh NU Bakal Pimpin Khataman Shalawat Nariyah dan Doa Keselamatan Bangsa

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Sulawesi Tengah (FKPT Sulteng) Muhammad Nur Sangadji mengatakan bahwa kesulitan yang sedang dialami oleh negara saat ini tidak hanya dialami oleh Indonesia. Tetapi juga dialami olehnegara-negara lain diseluruh dunia.Oleh karenanyasebagai masyarakat harus memberi kontribusi kepada bangsa yang tengahbutuh energiuntukmenyatukan semua elemen.



Baca juga: Solidaritas Antar Sesama Kunci Melawan Wabah Radikalisme

"Jangan sampai ketika bangsaa ini sedang membutuhkan energi bersama dan partisipasi dari seluruhstakeholder, kita malah terpecah oleh masuknya ajakan-ajakan yang membuat kita menjadi lemah," ujarnyadi Palu, Rabu (28/7/2021).

Menurut dia, partisipasi dari seluruh masyarakat untuk mengatasi pandemi saat ini sangat dibutuhkan.Hal itu termaktub dalampesan dari konstitusi dan ideologi bangsa yaitu Persatuan Indonesia. Sehingga jika tidak bersatu, maka akan sulit memecahkan berbagai problem yang ada

"Untuk itu kita butuh kontra narasi berkaitan dengancommunity awareness.Menyadarkan kepada masyarakat," ucapDosen Fakultas PertaniandariUniversitas Tadulako ini.

Diamenekankan bahwaseluruh elemanmemegang peranan yang sangat pentinguntuk memberikancommunity awareness.Diantaranya seperti pendidikan,startingnya harus dari sekolah yang paling dasar yaitu SD, sebagai lembaga pendidikan formal.

"Kemudian lembaga pendidikan informal yaitu di rumah tangga, keluarga, kemudian lembaga pendidikan non formal di masyarakat. Itu harus bersinergi bersama-sama untuk membentuk karakter Indonesia yang kuat," tuturnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content