Di Tengah Pandemi, Urgen Membangun Generasi Muda Berdaya Saing
Senin, 12 Juli 2021 - 12:56 WIB
BOGOR - Salah satu sektor yang ikut terdampak akibat pandemi COVID-19 adalah pendidikan. Jika sektor ini tidak ditangani secara serius saat ini, maka akan berdampak pada tingkat daya saing bangsa di masa mendatang. Kerena itu, meskipun pandemi, ikhtiar untuk mencetak generasi berdaya saing sangat penting dilakukan saat ini.
Hal itu disampaikan EVP CSR BCA Inge Setiawati dalam kesempatan webinar bertajuk “Competing the Future”, yang dihadiri Komisaris Independen BCA Sumantri Slamet, Wakil Presiden Direktur BCA Armand Hartono, CEO Natadaya Consultant Nuruly Achmad dan Founder Jaringan WARKOP Nusantara Setya Yudha Indraswara serta dihadiri oleh 790 orang penerima Beasiswa Bakti BCA 2020/2021.
Menurut Inge, salah upaya untuk meningkatkan daya saing generasi muda yang dilakukan pihaknya saat ini adalah dengan memberikan beasiswa kepada anak muda berprestasi namun mengalami kendala keuangan.
"Beasiswa Bakti BCA merupakan program yang ditujukan bagi mahasiwa Strata Satu (S1) yang berprestasi namun relatif memiliki kendala finansial. Tahun ajaran 2020/2021 lalu menjadi tahun pertama penyelenggaraan secara daring sebagai respons atas adanya pandemi," kata Inge dalam pernyataannya, Senin (12/7).
Tahun 2020 hingga 2021 ini, lanjut dia, dapat dikatakan sebagai tahun yang spesial karena seluruh peserta beasiswa harus berhadapan dengan metode pembelajaran secara daring guna memutus rantai penyebaran COVID-19.
"Namun, tantangan tersebut tidak menjadi penghalang bagi seluruh peserta, karena kami melihat antusiasme peserta dalam mengikuti pembelajaran dan pelatihan yang diadakan. Sejak awal pendaftaran, kami optimis program ini tetap dapat berjalan lancar di tengah pandemi, hal ini terbukti dengan terpilihnya 790 mahasiswa untuk program ini,” bebernya.
Inge menegaskan dalam program beasiswa ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pendanaan untuk pendidikan melainkan juga mendapatkan pembekalan yang bermanfaat bagi dunia kerja nantinya setelah lulus.
"Selama mengikuti program beasiswa, peserta wajib mengikuti kegiatan pengembangan diri, seperti pelatihan leadership, teamwork, aktivitas social project, pelatihan financial planning, pelatihan wawasan kebangsaan, serta webinar persiapan dunia kerja," ujarnya.
Program beasiswa, tambahnya, merupakan salah satu upaya untuk mempercepat realisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dengan mendukung para peserta untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Dia pun berharap program ini semakin menumbuhkan semangat belajar mahasiswa-mahasiswi di Indonesia meskipun keadaan saat ini masih terbatas. "Kita sama-sama berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak yang positif bagi peserta dan mematangkan mental serta skill peserta untuk masuk ke dalam dunia kerja,” tutup Inge.
Hal itu disampaikan EVP CSR BCA Inge Setiawati dalam kesempatan webinar bertajuk “Competing the Future”, yang dihadiri Komisaris Independen BCA Sumantri Slamet, Wakil Presiden Direktur BCA Armand Hartono, CEO Natadaya Consultant Nuruly Achmad dan Founder Jaringan WARKOP Nusantara Setya Yudha Indraswara serta dihadiri oleh 790 orang penerima Beasiswa Bakti BCA 2020/2021.
Menurut Inge, salah upaya untuk meningkatkan daya saing generasi muda yang dilakukan pihaknya saat ini adalah dengan memberikan beasiswa kepada anak muda berprestasi namun mengalami kendala keuangan.
"Beasiswa Bakti BCA merupakan program yang ditujukan bagi mahasiwa Strata Satu (S1) yang berprestasi namun relatif memiliki kendala finansial. Tahun ajaran 2020/2021 lalu menjadi tahun pertama penyelenggaraan secara daring sebagai respons atas adanya pandemi," kata Inge dalam pernyataannya, Senin (12/7).
Tahun 2020 hingga 2021 ini, lanjut dia, dapat dikatakan sebagai tahun yang spesial karena seluruh peserta beasiswa harus berhadapan dengan metode pembelajaran secara daring guna memutus rantai penyebaran COVID-19.
"Namun, tantangan tersebut tidak menjadi penghalang bagi seluruh peserta, karena kami melihat antusiasme peserta dalam mengikuti pembelajaran dan pelatihan yang diadakan. Sejak awal pendaftaran, kami optimis program ini tetap dapat berjalan lancar di tengah pandemi, hal ini terbukti dengan terpilihnya 790 mahasiswa untuk program ini,” bebernya.
Inge menegaskan dalam program beasiswa ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pendanaan untuk pendidikan melainkan juga mendapatkan pembekalan yang bermanfaat bagi dunia kerja nantinya setelah lulus.
"Selama mengikuti program beasiswa, peserta wajib mengikuti kegiatan pengembangan diri, seperti pelatihan leadership, teamwork, aktivitas social project, pelatihan financial planning, pelatihan wawasan kebangsaan, serta webinar persiapan dunia kerja," ujarnya.
Program beasiswa, tambahnya, merupakan salah satu upaya untuk mempercepat realisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dengan mendukung para peserta untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Dia pun berharap program ini semakin menumbuhkan semangat belajar mahasiswa-mahasiswi di Indonesia meskipun keadaan saat ini masih terbatas. "Kita sama-sama berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak yang positif bagi peserta dan mematangkan mental serta skill peserta untuk masuk ke dalam dunia kerja,” tutup Inge.
(don)
tulis komentar anda