Sudah Overload, Yana Mulyana Minta Masyarakat Bandung Jangan Panik Datangi RS
Senin, 05 Juli 2021 - 18:24 WIB
BANDUNG - Wakil Wali Kota Bandung , Yana Mulyana meminta masyarakat jangan terlalu panik dan langsung mendatangi fasilitas kesehatan jika mengalami gejala COVID-19. Kepanikan warga menyebabkan rumah sakit penuh atau overload.
Baca juga: Pungutan Rp1 Juta Lebih di TPU Khusus COVID-19 Kota Bandung Dikeluhkan
"Sekali lagi, warga yang sebetulnya tidak bergejala jangan juga terlalu panik langsung ke fasilitas kesehatan. Itu yang mungkin membuat fasilitas kesehatan overload ," ujar Yana di Bandung, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Ramai Aktivitas Warga Bandung di Tengah PPKM Darurat, Polisi Blokade Jalan Lebih Awal
Dia mengakui, kasus COVID-19 di Kota Bandung masih tinggi. Bahkan tak sedikit tenaga kesehatan yang terpapar, sehingga sejumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes) mengurangi kapasitas pelayanan.
Akan tetapi, Pemkot Bandung telah meminta faskes tidak menutup layanan bagi masyarakat, khususnya pasien COVID-19. "Kita terus dorong pelayanannya (Faskes) jangan ditutup walaupun mungkin dikurangi," kata Yana.
Di Bandung, tercatat sudah ada dua rumah sakit yang menutup fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) khusus COVID-19 akibat membeludaknya pasien, yaitu IGD RSUD Kota Bandung di Jalan Rumah Sakit dan IGD RSKIA di Kopo.
"Termasuk di Puskesmas, kita minta klinik-klinik (pelayanan penyakit ringan), kita kurangi lagi, tapi untuk pelayanan COVID-19 kita terus tingkatkan," imbuhnya.
Di kesempatan itu, Yana kembali mengingatkan warga Kota Bandung untuk mengurangi mobilitas di luar rumah, termasuk bersepeda. Karena saat ini pemerintah sedang menerapkan PPKM Darurat hingga 20 Juli mendatang. Kebijakan ini sebagai upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19 agar tidak semakin melonjak.
"Karena sekali lagi penyebaran COVID-19 itu terjadi karena mobilitas, transmisi antar manusia. Kalau sekarang mobilitas berkurang, dengan inkubasi 14 hari maka sampai tanggal 20 Juli harusnya rontok (berkurang kasus COVID-19)," tandasnya.
Baca juga: Pungutan Rp1 Juta Lebih di TPU Khusus COVID-19 Kota Bandung Dikeluhkan
"Sekali lagi, warga yang sebetulnya tidak bergejala jangan juga terlalu panik langsung ke fasilitas kesehatan. Itu yang mungkin membuat fasilitas kesehatan overload ," ujar Yana di Bandung, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Ramai Aktivitas Warga Bandung di Tengah PPKM Darurat, Polisi Blokade Jalan Lebih Awal
Dia mengakui, kasus COVID-19 di Kota Bandung masih tinggi. Bahkan tak sedikit tenaga kesehatan yang terpapar, sehingga sejumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes) mengurangi kapasitas pelayanan.
Akan tetapi, Pemkot Bandung telah meminta faskes tidak menutup layanan bagi masyarakat, khususnya pasien COVID-19. "Kita terus dorong pelayanannya (Faskes) jangan ditutup walaupun mungkin dikurangi," kata Yana.
Di Bandung, tercatat sudah ada dua rumah sakit yang menutup fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) khusus COVID-19 akibat membeludaknya pasien, yaitu IGD RSUD Kota Bandung di Jalan Rumah Sakit dan IGD RSKIA di Kopo.
"Termasuk di Puskesmas, kita minta klinik-klinik (pelayanan penyakit ringan), kita kurangi lagi, tapi untuk pelayanan COVID-19 kita terus tingkatkan," imbuhnya.
Di kesempatan itu, Yana kembali mengingatkan warga Kota Bandung untuk mengurangi mobilitas di luar rumah, termasuk bersepeda. Karena saat ini pemerintah sedang menerapkan PPKM Darurat hingga 20 Juli mendatang. Kebijakan ini sebagai upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19 agar tidak semakin melonjak.
"Karena sekali lagi penyebaran COVID-19 itu terjadi karena mobilitas, transmisi antar manusia. Kalau sekarang mobilitas berkurang, dengan inkubasi 14 hari maka sampai tanggal 20 Juli harusnya rontok (berkurang kasus COVID-19)," tandasnya.
(shf)
tulis komentar anda