Edukasi Hidup Sehat di Jateng Jadi Kunci Cegah Stunting
Minggu, 04 Juli 2021 - 06:20 WIB
WONOSOBO - Penguatan pemahaman kesehatan pada keluarga dapat berdampak secara masif kepada kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kemajuan bangsa. Tantangan yang masih harus dihadapi salah satunya permasalahan stunting . Kondusi ini terjadi di sejumlah daerah, termasuk Jawa Tengah (Jateng) .
Baca juga: Polda Jateng Tindak Tegas Pelanggar PPKM Darurat
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyatakan, stunting masih menjadi tantangan besar terhadap sumber daya manusia, terutama selama pandemi. Pada 2020, sebanyak 156.549 balita di Jateng mengalami stunting.
Baca juga: Penyuluhan dan Pemahaman Orangtua tentang Stunting Dinilai Penting
Kondisi ini dapat disebabkan oleh praktek pengasuhan yang kurang baik, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses air bersih, hingga terbatasnya layanan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan gizi baik seperti susu dan vitamin, hingga melibatkan berbagai pihak misalnya LSM dan aktivis maupun swasta seperti Danone Indonesia untuk pengadaan air bersih.
"Dengan upaya bersama, kita bisa mencapai Indonesia Maju di 2045," kata Ganjar secara virtual saat kegiatan “Gubernur Jateng Tilik Kampung KB”, Sabtu (3/7/2021).
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, drg Widwiono M.Kes mengatakan bahwa angka stunting dan perkawinan anak berperan besar terhadap kesehatan masyarakat. Terdapat beberapa hambatan yang terjadi di keluarga, mulai dari kurangnya informasi terkait pola hidup sehat, hingga tingginya angka perkawinan anak dan stunting.
Dia menyebut, pihaknya dalam rangka Harganas menyelenggarakan rangkaian kegiatan di Kabupaten Wonosobo mulai dari perlombaan di sosial media hingga kampanye Jo Kawin Bocah. "Ini dilakukan sebagai langkah edukasi untuk menekan angka perkawinan anak dan angka stunting," paparnya.
Sedangkan Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto menuturkan bahwa pencegahan stunting sejalan dengan visi One Planet, One Health.
"Kami bertujuan untuk membawa kesehatan melalui produk nutrisi, hidrasi, hingga program berkelanjutan ke sebanyak mungkin masyarakat di Indonesia. #BersamaCegahStunting merupakan integrasi program-program pencegahan stunting unggulan," katanya.
Progam ini menyasar edukasi gizi dan pola hidup sehat di keluarga maupun sekolah seperti Tangkas, GESID, dan Isi Piringku. "Kami sangat senang dapat bermitra dengan pemerintah provinsi dan dinas setempat, untuk berkontribusi pada kesehatan masyarakat di Wonosobo.”
Program tersebut juga dilakukan melalui kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademia, organisasi profesi dan LSM.
Baca juga: Polda Jateng Tindak Tegas Pelanggar PPKM Darurat
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyatakan, stunting masih menjadi tantangan besar terhadap sumber daya manusia, terutama selama pandemi. Pada 2020, sebanyak 156.549 balita di Jateng mengalami stunting.
Baca juga: Penyuluhan dan Pemahaman Orangtua tentang Stunting Dinilai Penting
Kondisi ini dapat disebabkan oleh praktek pengasuhan yang kurang baik, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses air bersih, hingga terbatasnya layanan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan gizi baik seperti susu dan vitamin, hingga melibatkan berbagai pihak misalnya LSM dan aktivis maupun swasta seperti Danone Indonesia untuk pengadaan air bersih.
"Dengan upaya bersama, kita bisa mencapai Indonesia Maju di 2045," kata Ganjar secara virtual saat kegiatan “Gubernur Jateng Tilik Kampung KB”, Sabtu (3/7/2021).
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, drg Widwiono M.Kes mengatakan bahwa angka stunting dan perkawinan anak berperan besar terhadap kesehatan masyarakat. Terdapat beberapa hambatan yang terjadi di keluarga, mulai dari kurangnya informasi terkait pola hidup sehat, hingga tingginya angka perkawinan anak dan stunting.
Dia menyebut, pihaknya dalam rangka Harganas menyelenggarakan rangkaian kegiatan di Kabupaten Wonosobo mulai dari perlombaan di sosial media hingga kampanye Jo Kawin Bocah. "Ini dilakukan sebagai langkah edukasi untuk menekan angka perkawinan anak dan angka stunting," paparnya.
Sedangkan Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto menuturkan bahwa pencegahan stunting sejalan dengan visi One Planet, One Health.
"Kami bertujuan untuk membawa kesehatan melalui produk nutrisi, hidrasi, hingga program berkelanjutan ke sebanyak mungkin masyarakat di Indonesia. #BersamaCegahStunting merupakan integrasi program-program pencegahan stunting unggulan," katanya.
Progam ini menyasar edukasi gizi dan pola hidup sehat di keluarga maupun sekolah seperti Tangkas, GESID, dan Isi Piringku. "Kami sangat senang dapat bermitra dengan pemerintah provinsi dan dinas setempat, untuk berkontribusi pada kesehatan masyarakat di Wonosobo.”
Program tersebut juga dilakukan melalui kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademia, organisasi profesi dan LSM.
(shf)
tulis komentar anda