Tak Dapat Lahan Makam, Jenazah Pasien COVID-19 Terpaksa Diinapkan di Rumah

Rabu, 23 Juni 2021 - 15:19 WIB
Mobilitas kendaraan ambulans Desa Cilame meningkat seiring banyaknya laporan warga terpapar COVID-19. Foto/Dok.MPI
BANDUNG BARAT - Seorang warga Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang meninggal diduga terpapar COVID-19 kesulitan mendapat lahan pemakaman saat hendak dikuburkan.

Baca juga: Penampakan Rumah Senilai Rp400 Juta yang Dihancurkan Suami Lantaran Istri Selingkuh

Akibatnya warga lanjut usia yang tinggal di salah satu kompleks perumahan di Desa Cilame tersebut terpaksa harus diinapkan semalam di rumah karena harus mencari lokasi pemakaman yang mau menerimanya.



Baca juga: Kecewa Istri Selingkuh, Rumah Senilai Rp400 Juta Dihancurkan Sang Suami

"Kita kesulitan mencari lokasi lahan makam yang mau nerimanya, karena itu terpaksa jenazahnya diinapkan semalam di rumah," ungkap Kepala Desa Cilame, Aas Mochamad Asor, Rabu (23/6/2021) siang.

Aas menuturkan, warga tersebut dinyatakan meninggal dunia pada Senin (21/6/2021) sekitar pukul 09.00 WIB. Pihak keluarga ingin agar jenazah langsung dikuburkan dan sempat mencari lahan pemakaman khusus COVID-19 di Cimahi dan Kota Bandung.

Namun pemakaman di Cimahi dan Kota Bandung kondisinya juga penuh serta terkendala aspek kewilayahan. Akibatnya jenazah tidak bisa dikirim ke sana. Pihak desa lalu berkonsultasi dengan Pemda KBB melalui Asda II Maman Sulaiman, yang akhirnya diusulkan agar dimakamkan di Rajamandala, Cipatat.

Hanya waktu informasi itu didapat, lanjut Aas, sudah lewat dari jam satu siang. Sementara menurut keterangan Asda II bahwa jika lewat dari jam 12 para penggali makam tidak sanggup. Dikarenakan khawatir sekarang sedang musim hujan dan di lokasi TPU yang tidak ada penerangan, akhirnya disepakati pemakaman ditunda.

"Karena memang sudah sore jadi pemakaman diundur. Baru pada Selasa (22/6/2021) pagi sekitar jam 09.00 WIB korban akhirnya di bawa ke TPU khusus COVID-19 milik Pemda KBB di Rajamandala, Cipatat," sebut Aas.

Diakuinya kasus COVID-19 di wilayah Cilame saat ini cukup tinggi, yakni ada lebih dari 130 orang sempat terkonfirmasi positif. Hanya kebanyakan mereka melakukan isolasi mandiri. Termasuk warga yang meninggal ini sebenarnya ada anak dan menantunya di rumah tersebut yang sedang menjalani isolasi mandiri.

"Akhir-akhir ini kasusnya memang ada kenaikan, kita dari desa berupaya semampunya untuk melakukan antisipasi. Misalnya sosialisasi protokol kesehatan, penyemprotan disinfektan, dan memberi bantuan secara gotong royong bersama warga membantu logistik warga yang isolasi," ujarnya.
(shf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content