RSA ‘Bahenol’ Karam di Laut Bima Usai Beri Layanan Medis Gratis di Pulau Terpencil
Minggu, 20 Juni 2021 - 21:15 WIB
BIMA - Rumah Sakit Apung (RSA) swasta pertama di Indonesia , dr Lie Dharmawan, milik doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli yang sejak 2013 telah memberikan layanan medis di wilayah-wilayah terpencil kini terhenti untuk sementara.
RS Apung yang dikenal ‘Bahenol’ itu mengalami musibah dan karam di Perairan Bima, NTB, sekitar pkl 14.00 WIT, Rabu, (16/6/2021), usai memberikan pelayanan medis di wilayah terpencil. Hal tersebut disampaikan secara resmi oleh pendiri dan pembina doctorSHARE, Lie Dharmawan, Kamis (17/6/2021) siang.
“Dalam pelayaran dari Kupang, NTT menuju Torano, Sumbawa Besar , NTB di Perairan Bima, kapal mengalami musibah hingga karam,” papar Lie.
Saat ini, pihaknya masih menelusuri penyebab karamnya kapal peduli kemanusian itu. “Penyebab persis terjadinya musibah, sedang kami telusuri,” katanya.
Dia menyebutkan, RSA dr Lie Dharmawan sebenarnya baru saja menyelesaikan pelayanan medis di Pulau Semau, Kupang – NTT dari tanggal 7–14 Juni 2021. “Selama empat hari di Semau, total 311 orang pasien dilayani dalam bentuk pengobatan umum, bedah minor, KB, KB Implan, suntik 3 bulan, cabut gigi, dan Antenatal Care (ANC),” bebernya.
Dia melanjutkan, pada tanggal 15 Juni, kapal berlayar dari Pelabuhan Tenau – Kupang menuju Torano, Sumbawa Besar – NTB, tempat pelayanan medis berikutnya. dr Lie memastikan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
“Di atas kapal ada 6 orang, semuanya ABK termasuk kapten kapal. Puji Tuhan mereka semua selamat sehingga tidak ada korban jiwa. Mereka berhasil menyelamatkan diri menggunakan skoci sebelum akhirnya mendapat pertolongan dari kapal penumpang KM Niki Sejahtera arah Surabaya,” ungkap dr Lie.
RS Apung yang dikenal ‘Bahenol’ itu mengalami musibah dan karam di Perairan Bima, NTB, sekitar pkl 14.00 WIT, Rabu, (16/6/2021), usai memberikan pelayanan medis di wilayah terpencil. Hal tersebut disampaikan secara resmi oleh pendiri dan pembina doctorSHARE, Lie Dharmawan, Kamis (17/6/2021) siang.
“Dalam pelayaran dari Kupang, NTT menuju Torano, Sumbawa Besar , NTB di Perairan Bima, kapal mengalami musibah hingga karam,” papar Lie.
Saat ini, pihaknya masih menelusuri penyebab karamnya kapal peduli kemanusian itu. “Penyebab persis terjadinya musibah, sedang kami telusuri,” katanya.
Dia menyebutkan, RSA dr Lie Dharmawan sebenarnya baru saja menyelesaikan pelayanan medis di Pulau Semau, Kupang – NTT dari tanggal 7–14 Juni 2021. “Selama empat hari di Semau, total 311 orang pasien dilayani dalam bentuk pengobatan umum, bedah minor, KB, KB Implan, suntik 3 bulan, cabut gigi, dan Antenatal Care (ANC),” bebernya.
Dia melanjutkan, pada tanggal 15 Juni, kapal berlayar dari Pelabuhan Tenau – Kupang menuju Torano, Sumbawa Besar – NTB, tempat pelayanan medis berikutnya. dr Lie memastikan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
“Di atas kapal ada 6 orang, semuanya ABK termasuk kapten kapal. Puji Tuhan mereka semua selamat sehingga tidak ada korban jiwa. Mereka berhasil menyelamatkan diri menggunakan skoci sebelum akhirnya mendapat pertolongan dari kapal penumpang KM Niki Sejahtera arah Surabaya,” ungkap dr Lie.
tulis komentar anda