Manfaatkan Potensi SDA, Pertamina Mandirikan Desa Tertinggal di Maros
Rabu, 16 Juni 2021 - 13:14 WIB
MAROS - Pertamina Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Hasanuddin Makassar di Kabupaten Maros, memberikan pendampikan kepada salah satu daerah tertinggal di Dusun Cindakko, Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros sejak tahun 2018 dengan memulai pendidikan literasi untuk warganya.
Hal ini sebagai bentuk komitmen PT Pertamina (Persero) untuk menjalankan prinsip Environmental Social Governance (ESG). Ini merupakan bukti Perusahaan akan tumbuh beriringan dengan lingkungan dan komunitas sosial dengan memperhatikan kepatuhan terhadap regulasi yang ada.
Dalam kurun 2 Tahun Terakhir, Pertamina melanjutkan komitmennya dengan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam yang ada di daerah tersebut, melalui pemberdayaan masyarakat terkait budidaya Lebah Madu, Home Industry Gula Aren dan Budidaya Kopi Arabica dan Robusta.
Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, bahwa bentuk intervensi yang diberikan Pertamina meliputi pelatihan dan pendampingan berkelanjutan sampai produk hasil bumi tersebut bisa berdaya guna lebih.
Dirinya menjelaskan, dikarenakan Dusun Cinddako yang belum teraliri listrik, Pertamina merencanakan Pengembangan Solar Panel dan Pembangkit Listrik Teknologi micro-hydro dengan mengandalkan cahaya matahari dan debit aliran sungai yang berlebih.
“Visi kami adalah Cindakko Menyala. Selain Menyala dalam arti harfiah, menyala juga akronim dari Mandiri Ekonomi, Jaya Sumber Daya Alam dan Lengkap Nutrisi Warganya,” katanya.
Potensi madu hutan yang mampu dihasilkan mencapai 1 Ton pada musim panen besar (Agustus - Oktober). Vegetasi pendukung yang ada pun beragam dengan jenis spesies lebah madu hutan dan Lebah Trigona. Pemanenan dilakukan dengan metode panen lestari dengan meninggalkan 1/4 sarang lebah agar koloni lebah kembali terbentuk.
Adapun potensi gula aren dan kopi mencapai 100 Kg dalam sekali panen. Pertamina secara bertahap akan mengolah ketiga produk unggulan tersebut menjadi bernilai guna dengan menerapkan prinsip Good Agricultural Practice.
Hal ini sebagai bentuk komitmen PT Pertamina (Persero) untuk menjalankan prinsip Environmental Social Governance (ESG). Ini merupakan bukti Perusahaan akan tumbuh beriringan dengan lingkungan dan komunitas sosial dengan memperhatikan kepatuhan terhadap regulasi yang ada.
Dalam kurun 2 Tahun Terakhir, Pertamina melanjutkan komitmennya dengan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam yang ada di daerah tersebut, melalui pemberdayaan masyarakat terkait budidaya Lebah Madu, Home Industry Gula Aren dan Budidaya Kopi Arabica dan Robusta.
Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, bahwa bentuk intervensi yang diberikan Pertamina meliputi pelatihan dan pendampingan berkelanjutan sampai produk hasil bumi tersebut bisa berdaya guna lebih.
Dirinya menjelaskan, dikarenakan Dusun Cinddako yang belum teraliri listrik, Pertamina merencanakan Pengembangan Solar Panel dan Pembangkit Listrik Teknologi micro-hydro dengan mengandalkan cahaya matahari dan debit aliran sungai yang berlebih.
“Visi kami adalah Cindakko Menyala. Selain Menyala dalam arti harfiah, menyala juga akronim dari Mandiri Ekonomi, Jaya Sumber Daya Alam dan Lengkap Nutrisi Warganya,” katanya.
Potensi madu hutan yang mampu dihasilkan mencapai 1 Ton pada musim panen besar (Agustus - Oktober). Vegetasi pendukung yang ada pun beragam dengan jenis spesies lebah madu hutan dan Lebah Trigona. Pemanenan dilakukan dengan metode panen lestari dengan meninggalkan 1/4 sarang lebah agar koloni lebah kembali terbentuk.
Adapun potensi gula aren dan kopi mencapai 100 Kg dalam sekali panen. Pertamina secara bertahap akan mengolah ketiga produk unggulan tersebut menjadi bernilai guna dengan menerapkan prinsip Good Agricultural Practice.
tulis komentar anda