Salat Idul Fitri yang Sunyi di Tengah Pandemi COVID-19
Minggu, 24 Mei 2020 - 07:16 WIB
MALANG - Suasana sepi sangat terasa dalam pelaksanaan Salat Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Kota Malang. Masjid Agung Kota Malang, yang biasanya dihadiri oleh puluhan ribu jamaah, kini lebih sepi.
(Baca juga: Titik Air Mata Wali Kota Malang dan Perawat COVID-19 di Malam Takbiran )
Hampir seluruh peserta Salat Ied, mampu ditampung di dalam salah satu masjid bersejarah di kota pendidikan ini. Hanya sebagian kecil jamaah saja yang terpaksa harus menjalankan ibadah di kawasan Alun-alun Merdeka, karena kondisi masjid yang sudah penuh.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Salat Ied di Masjid Agung Kota Malang, selalu dipenuhi jamaah. Bahkan, peserta salat akan meluber sampai memenuhi Alun-alun Merdeka, Jalan Basuki Rachmad, termasuk di depan Gereja Hati Kudus Yesus, dan Gereja Imanuel.
"Tahun ini memang kami batasi peserta Salat Idul Fitrinya. Kami hanya menyiapkan sesuai kapasitas masjid saja, sekitar 1.000 orang. Kalau biasanya peserta Salat Ied bisa mencapai 35 ribu orang," ujar Ketua Takmir Masjid Agung Kota Malang, KH. Zainudin.
Selain jumlah jamaah yang terbatas, protokol kesehatan juga dengan ketat diterapkan selama pelaksanaan Salat Idul Fitri. Tiga buah bilik sterilisasi diaktifkan di depan masjid. Selain itu juga disediakan tempat cuci tangan.
Bahkan, peserta salat juga saling menjaga jarak sesuai ketentuan protokol kesehatan dimasa pandemi COVID-19. Mereka semua dianjurkan mengenakan masker. "Protokol kesehatan kami terapkan, sesuai aturan pemerintah," tegas Wakil Ketua Takmir Masjid Agung Kota Malang, KH. Abdul Azis.
Dia juga mengatakan, pelaksanaan Salat Idul Fitri tahun ini juga dilaksanakan lebih awal. Biasanya salat baru dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Kali ini, salat sudah dimulai pukul 05.45 WIB.
"Biasanya memang sekitar pukul 07.00 WIB baru dimulai, karena ada upacara sambutan-sambutan termasuk sambutan Wali Kota Malang. Kali ini tidak ada upacara itu, sehingga pelaksanaannya bisa lebih awal. Bahkan, khobahnya juga lebih singkat," ungkapnya.
Selepas salat, juga tidak digelar acara halal bihalal seperti tahun-tahun sebelumnya. Jamaah langsung diimbau untuk pulang, dan tidak bergerombol di kawasan Alun-alun Merdeka. Jamaah hanya melaksanakan silaturahmi secukupnya, tanpa berjabat tangan.
Sebelumnya, Wali Kota Malang, Sutiaji juga telah mengeluarkan imbauan agar umat muslim tidak melaksanakan Salat Idul Fitri di masjid maupun lapangan. "Kami imbau agar Salat Ied dilaksanakan di rumah masing-masing," tuturnya.
(Baca juga: Titik Air Mata Wali Kota Malang dan Perawat COVID-19 di Malam Takbiran )
Hampir seluruh peserta Salat Ied, mampu ditampung di dalam salah satu masjid bersejarah di kota pendidikan ini. Hanya sebagian kecil jamaah saja yang terpaksa harus menjalankan ibadah di kawasan Alun-alun Merdeka, karena kondisi masjid yang sudah penuh.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Salat Ied di Masjid Agung Kota Malang, selalu dipenuhi jamaah. Bahkan, peserta salat akan meluber sampai memenuhi Alun-alun Merdeka, Jalan Basuki Rachmad, termasuk di depan Gereja Hati Kudus Yesus, dan Gereja Imanuel.
"Tahun ini memang kami batasi peserta Salat Idul Fitrinya. Kami hanya menyiapkan sesuai kapasitas masjid saja, sekitar 1.000 orang. Kalau biasanya peserta Salat Ied bisa mencapai 35 ribu orang," ujar Ketua Takmir Masjid Agung Kota Malang, KH. Zainudin.
Selain jumlah jamaah yang terbatas, protokol kesehatan juga dengan ketat diterapkan selama pelaksanaan Salat Idul Fitri. Tiga buah bilik sterilisasi diaktifkan di depan masjid. Selain itu juga disediakan tempat cuci tangan.
Bahkan, peserta salat juga saling menjaga jarak sesuai ketentuan protokol kesehatan dimasa pandemi COVID-19. Mereka semua dianjurkan mengenakan masker. "Protokol kesehatan kami terapkan, sesuai aturan pemerintah," tegas Wakil Ketua Takmir Masjid Agung Kota Malang, KH. Abdul Azis.
Dia juga mengatakan, pelaksanaan Salat Idul Fitri tahun ini juga dilaksanakan lebih awal. Biasanya salat baru dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Kali ini, salat sudah dimulai pukul 05.45 WIB.
"Biasanya memang sekitar pukul 07.00 WIB baru dimulai, karena ada upacara sambutan-sambutan termasuk sambutan Wali Kota Malang. Kali ini tidak ada upacara itu, sehingga pelaksanaannya bisa lebih awal. Bahkan, khobahnya juga lebih singkat," ungkapnya.
Selepas salat, juga tidak digelar acara halal bihalal seperti tahun-tahun sebelumnya. Jamaah langsung diimbau untuk pulang, dan tidak bergerombol di kawasan Alun-alun Merdeka. Jamaah hanya melaksanakan silaturahmi secukupnya, tanpa berjabat tangan.
Sebelumnya, Wali Kota Malang, Sutiaji juga telah mengeluarkan imbauan agar umat muslim tidak melaksanakan Salat Idul Fitri di masjid maupun lapangan. "Kami imbau agar Salat Ied dilaksanakan di rumah masing-masing," tuturnya.
(eyt)
tulis komentar anda