Perajin Tahu Mogok, Disdagin; Kenaikan Harga Kedelai Terjadi Secara Global
Jum'at, 28 Mei 2021 - 14:31 WIB
BANDUNG - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengakui kenaikan harga kedelai tak hanya terjadi di Kota Bandung, tetapi secara global. Kendati begitu, pihaknya memastikan stok kedelai di Bandung cukup memadai.
Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah mengungkapkan, kenaikan harga kacang kedelai memang cukup signifikan. Semula, harga dipasaran Rp.9.200 per kilogram. Kini sudah merangkak naik di angka Rp.10.500 per kilogram. "Iya jadi ada kenaikan harga tapi secara global. Bukan hanya di Indonesia tapi di dunia," ucap Elly.
Baca juga: Gempar! Juragan Toko Plastik di Bandung Tewas dengan Sekujur Tubuh Penuh Tusukan
Menurut Elly, ada beberapa penyebab kenaikan harga kacang kedelai secara global. Pertama, hampir 95 persen Indonesia sangat bergantung pada pasokan kacang kedelai dari Amerika Serikat. Saat ini di negara tersebut belum memasuki masa panen.
"Kemudian sudah ada permintaan dari Cina yaitu 7,5 ton kacang kedelai pada bulan April kemarin. Ini salah satu yang menyebabkan kurangnya pasokan ke negara-negara lainnya," terangnya.
Akibatnya, terang Elly, ketika ada kenaikan harga secara global maka berdampak di tingkat pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Karena selama ini mereka masih bergantung dari pasokan kacang kedelai impor.
Baca juga: Lama Tak Terdengar Kabarnya, Krishna Murti Tampil Foto Bareng Sopir Truk
Meski begitu, Elly memastikan, Pemerintah Kota Bandung melalui Disdagin berupaya menjaga harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Salah satunya dengan cara memutus mata rantai distribusi.
"Jadi diharapkan distributor kacang kedelai yang ada di kota Bandung menjual kacang kedelainya langsung kepada pengrajin. Jadi memutus mata rantai supaya tidak ada biaya lagi yang membuat harga semakin mahal," ucapnya
Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah mengungkapkan, kenaikan harga kacang kedelai memang cukup signifikan. Semula, harga dipasaran Rp.9.200 per kilogram. Kini sudah merangkak naik di angka Rp.10.500 per kilogram. "Iya jadi ada kenaikan harga tapi secara global. Bukan hanya di Indonesia tapi di dunia," ucap Elly.
Baca juga: Gempar! Juragan Toko Plastik di Bandung Tewas dengan Sekujur Tubuh Penuh Tusukan
Menurut Elly, ada beberapa penyebab kenaikan harga kacang kedelai secara global. Pertama, hampir 95 persen Indonesia sangat bergantung pada pasokan kacang kedelai dari Amerika Serikat. Saat ini di negara tersebut belum memasuki masa panen.
"Kemudian sudah ada permintaan dari Cina yaitu 7,5 ton kacang kedelai pada bulan April kemarin. Ini salah satu yang menyebabkan kurangnya pasokan ke negara-negara lainnya," terangnya.
Akibatnya, terang Elly, ketika ada kenaikan harga secara global maka berdampak di tingkat pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Karena selama ini mereka masih bergantung dari pasokan kacang kedelai impor.
Baca juga: Lama Tak Terdengar Kabarnya, Krishna Murti Tampil Foto Bareng Sopir Truk
Meski begitu, Elly memastikan, Pemerintah Kota Bandung melalui Disdagin berupaya menjaga harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Salah satunya dengan cara memutus mata rantai distribusi.
"Jadi diharapkan distributor kacang kedelai yang ada di kota Bandung menjual kacang kedelainya langsung kepada pengrajin. Jadi memutus mata rantai supaya tidak ada biaya lagi yang membuat harga semakin mahal," ucapnya
(msd)
tulis komentar anda