Longsor PLTA Batang Toru, Markus Kehilangan 5 Anak dan Istri yang Sedang Hamil
Sabtu, 01 Mei 2021 - 15:13 WIB
TAPANULI SELATAN - Raut wajah Markus saat mendatangi posko bencana alam kantor Kecamatan Marancar, Tapanuli Selatan , Sumatera Selatan terlihat sedih dan bingung. Dia kehilangan 5 orang anak dan istrinya yang tengah hamilsaat bencana longsor terjadi di area perusahaan PT Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru , Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Baca juga: Longsor di Kawasan PLTA Batang Toru Tapsel, 12 Orang Hilang
Kelima anak Markus diketahaui bernama Jupiter (11), Novita (9), Suitafari (7), Sabrio (5) dan Risda (2). Sedangkan Istrinya, bernama Helmawati (31)
Baca juga: 3 Jenazah Korban Longsor di PLTA Batang Toru Dievakuasi, 9 Masih Hilang
Tak heran, Markus bergegas mendatangi posko bencana alam di Kantor Camat Marancar, Kecamatan Marancar guna memastikan keberadaan istri dan anaknya. "Saya kesini untuk mencari istri dan lima anak saya yang hilang pada peristiwa longsor beberapa hari yang lalu," ujarnya kepada wartawan ketika ditemui, Sabtu (1/5/2021).
Dia mengatakan, saat peristiwa maut itu terjadi, dia sedang berada di Kota Medan. Sedangkan anak dan istrinya tinggal di Marancar, Tapanuli Selatan. "Saya di Medan, mereka (istri dan anak saya) tinggal bersama mertua," ungkapnya.
Markus mengaku bahwa, dia terakhir komunikasi dengan keluarga pada Kamis (24/4/2021). "Saat di sini (Marancar) sedang turun hujan," ujarnya.
Sebelumnya, tiga orang korbang longsor di lokasi pembangunan proyek PLTA Batang Toru ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara 9 korban lainnya masih hilang.
Baca juga: Longsor di Kawasan PLTA Batang Toru Tapsel, 12 Orang Hilang
Kelima anak Markus diketahaui bernama Jupiter (11), Novita (9), Suitafari (7), Sabrio (5) dan Risda (2). Sedangkan Istrinya, bernama Helmawati (31)
Baca juga: 3 Jenazah Korban Longsor di PLTA Batang Toru Dievakuasi, 9 Masih Hilang
Tak heran, Markus bergegas mendatangi posko bencana alam di Kantor Camat Marancar, Kecamatan Marancar guna memastikan keberadaan istri dan anaknya. "Saya kesini untuk mencari istri dan lima anak saya yang hilang pada peristiwa longsor beberapa hari yang lalu," ujarnya kepada wartawan ketika ditemui, Sabtu (1/5/2021).
Dia mengatakan, saat peristiwa maut itu terjadi, dia sedang berada di Kota Medan. Sedangkan anak dan istrinya tinggal di Marancar, Tapanuli Selatan. "Saya di Medan, mereka (istri dan anak saya) tinggal bersama mertua," ungkapnya.
Markus mengaku bahwa, dia terakhir komunikasi dengan keluarga pada Kamis (24/4/2021). "Saat di sini (Marancar) sedang turun hujan," ujarnya.
Sebelumnya, tiga orang korbang longsor di lokasi pembangunan proyek PLTA Batang Toru ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara 9 korban lainnya masih hilang.
tulis komentar anda