Ini Fakta Mengenai Pratu Lucky Y Matuan mantan Prajurit TNI yang Membelot Jadi Komandan Lapangan OPM
Sabtu, 17 April 2021 - 12:08 WIB
INTAN JAYA - Pratu Lucky Y Matuan alias Lukius mantan anggota Yonif 410/Alugoro berkhianat membelot dan bergabung ke dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) . Usai membelot Lucky pun dimasukan ke dalam daftar personel TPNPB OPM wilayah Intan Jaya bahkan didaulat menjadi salah satu komandan lapangan OPM di wilayah tersebut.
Pratu Lucky Y Matuan saat bertugas di Papua dimasukan ke dalam organik Yonif Raider 400/Banteng Raiders sebagai prajurit atau pasukan bantuan dari Yonif 410/Alugoro.
Yonif Raider 400/Banteng Raiders dan Yonif 410/Alugoro adalah dua Batalyon Infanteri di bawah Komando Kodam IV/Diponegoro. Kebetulan Yonif Raider 400/Banteng Raiders yang merupakan pasukan pemukul Kodam IV/Diponegoro ditugaskan untuk menjaga daerah rawan di Papua. Selama penugasan di Papua Yonif Raider 400/Banteng Raiders dibawah kendali Kogabwilhan III yang bertugas atau di BKO kan di wilayah Intan Jaya.
Baca : Berkhianat! Mantan Prajurit Raider Membelot Bergabung Jadi Komandan Lapangan OPM
Berdasarkan informasi yang diterima SINDOnews, Pratu Lucky Y Matuan berstatus lajang dan asli Papua. Saat di Organik Yonif 410, Lucky Y Matuan tinggal di asrama.
Kebetulan saat Yonif Raider 400/BR ditugaskan di Papua, Pratu Lucky Y Matuan terpilih untuk diperbantukan ke pasukan pemukul Kodam IV/Diponegoro ini dalam penugasan di bumi cenderawasih.
Saat berada di Yonif Raider 400/BR Pratu Lucky Y Matuan bertugas sebagai tamtama penembak senapan dan ditempatkan di Pos TNI Bulapa. Dikemudian hari usai membelot pos ini juga yang dia serang bersama rekan-rekannya sesama anggota TPNPB OPM. Saat ini proses pemecatan Pratu Lucky Y Matuan masih berproses.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa membenarkan ada satu prajurit TNI yang membelot dan bergabung ke dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM. Akan tetapi, kejadian itu sudahlah berlangsung dua bulan lalu, tepatnya per Februari 2021.
"Ya ada media pendukung OPM memuat berita tentang kaburnya oknum prajurit TNI (Pratu Lucky Y Matuan) dari Yonif 410/Alugoro. Walaupun hal itu benar, tetapi kejadiannya 12 Februari 2021 yang lalu, bukan kejadian baru dan sudah diberitakan di media," kata Suriastawa, Jumat (16/4/2021).
Pratu Lucky Y Matuan saat bertugas di Papua dimasukan ke dalam organik Yonif Raider 400/Banteng Raiders sebagai prajurit atau pasukan bantuan dari Yonif 410/Alugoro.
Yonif Raider 400/Banteng Raiders dan Yonif 410/Alugoro adalah dua Batalyon Infanteri di bawah Komando Kodam IV/Diponegoro. Kebetulan Yonif Raider 400/Banteng Raiders yang merupakan pasukan pemukul Kodam IV/Diponegoro ditugaskan untuk menjaga daerah rawan di Papua. Selama penugasan di Papua Yonif Raider 400/Banteng Raiders dibawah kendali Kogabwilhan III yang bertugas atau di BKO kan di wilayah Intan Jaya.
Baca : Berkhianat! Mantan Prajurit Raider Membelot Bergabung Jadi Komandan Lapangan OPM
Berdasarkan informasi yang diterima SINDOnews, Pratu Lucky Y Matuan berstatus lajang dan asli Papua. Saat di Organik Yonif 410, Lucky Y Matuan tinggal di asrama.
Kebetulan saat Yonif Raider 400/BR ditugaskan di Papua, Pratu Lucky Y Matuan terpilih untuk diperbantukan ke pasukan pemukul Kodam IV/Diponegoro ini dalam penugasan di bumi cenderawasih.
Saat berada di Yonif Raider 400/BR Pratu Lucky Y Matuan bertugas sebagai tamtama penembak senapan dan ditempatkan di Pos TNI Bulapa. Dikemudian hari usai membelot pos ini juga yang dia serang bersama rekan-rekannya sesama anggota TPNPB OPM. Saat ini proses pemecatan Pratu Lucky Y Matuan masih berproses.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa membenarkan ada satu prajurit TNI yang membelot dan bergabung ke dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM. Akan tetapi, kejadian itu sudahlah berlangsung dua bulan lalu, tepatnya per Februari 2021.
"Ya ada media pendukung OPM memuat berita tentang kaburnya oknum prajurit TNI (Pratu Lucky Y Matuan) dari Yonif 410/Alugoro. Walaupun hal itu benar, tetapi kejadiannya 12 Februari 2021 yang lalu, bukan kejadian baru dan sudah diberitakan di media," kata Suriastawa, Jumat (16/4/2021).
tulis komentar anda