WHO Sepakat Lakukan Investigasi Pandemi COVID-19
Rabu, 20 Mei 2020 - 05:42 WIB
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepakat untuk melakukan penyelidikan sebagai bagian dari respon global terhadap pandemi virus COVID-19.
WHO mengadopsi resolusi penyelidikan itu pada pertemuan puncak tahunannya dan mendapat dukungan dari China, tempat virus tersebut pertama kali ditemukan. (Baca juga: Mengaku Buat Kesalahan, WHO Minta Pandemi Tidak Jadi Pion Politik )
Negara-negara anggota WHO sepakat untuk mengadopsi proposal tersebut tanpa keberatan selama pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Selasa waktu setempat, setelah Uni Eropa dan Australia memimpin seruan untuk penyelidikan independen.
Dikutip dari CNN, Rabu (20/5/2020), bagian dari resolusi yang dianggap kontroversial itu menyerukan proses evaluasi bertahap yang tidak memihak, independen, dan komprehensif yang paling tepat pada saat awal dengan tujuan untuk meninjau pengalaman yang diperoleh dan pelajaran yang diperoleh dari repon kesehatan internasional menanggapi Covid-19 yang terkoordinasi dengan WHO.
Resolusi itu tidak merujuk pada satu negara pun, tetapi sejumlah negara yang menuduh Beijing menahan informasi tentang virus itu yang pertama kali terdekteksi di Kota Wuhan, China pada akhir 2019. Amerika Serikat (AS) termasuk di dalamnya.
Pada Senin lalu, Presiden China Xi Jinping menyatakan dukungannya terhadap penyelidikan tersebut. Namun dia bersikeras bahwa setiap penyelidikan harus menunggu sampai virus itu berhasil dihentikan.
"Selama ini kami telah bertindak dengan keterbukaan, transparansi, dan tanggung jawab, kami telah memberikan informasi kepada WHO dan negara-negara terkait dengan cara yang paling tepat waktu, kami telah merilis urutan genom pada waktu sedini mungkin, kami telah berbagi pengalaman kontrol dan perawatan dengan dunia tanpa syarat, kami telah melakukan segala daya kami untuk mendukung dan membantu negara-negara yang membutuhkan," kata Jinping membela tindakan negaranya melalui konferensi video.
Sebelumnya, Beijing meluapkan kemarahannya terhadap seruan Australia untuk melakukan penyelidikan, menuduh Canberra melakukan tindakan sangat tidak bertanggung jawab yang dapat mengganggu kerja sama internasional dalam memerangi pandemi dan menentang aspirasi bersama rakyat.
WHO mengadopsi resolusi penyelidikan itu pada pertemuan puncak tahunannya dan mendapat dukungan dari China, tempat virus tersebut pertama kali ditemukan. (Baca juga: Mengaku Buat Kesalahan, WHO Minta Pandemi Tidak Jadi Pion Politik )
Negara-negara anggota WHO sepakat untuk mengadopsi proposal tersebut tanpa keberatan selama pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Selasa waktu setempat, setelah Uni Eropa dan Australia memimpin seruan untuk penyelidikan independen.
Dikutip dari CNN, Rabu (20/5/2020), bagian dari resolusi yang dianggap kontroversial itu menyerukan proses evaluasi bertahap yang tidak memihak, independen, dan komprehensif yang paling tepat pada saat awal dengan tujuan untuk meninjau pengalaman yang diperoleh dan pelajaran yang diperoleh dari repon kesehatan internasional menanggapi Covid-19 yang terkoordinasi dengan WHO.
Resolusi itu tidak merujuk pada satu negara pun, tetapi sejumlah negara yang menuduh Beijing menahan informasi tentang virus itu yang pertama kali terdekteksi di Kota Wuhan, China pada akhir 2019. Amerika Serikat (AS) termasuk di dalamnya.
Pada Senin lalu, Presiden China Xi Jinping menyatakan dukungannya terhadap penyelidikan tersebut. Namun dia bersikeras bahwa setiap penyelidikan harus menunggu sampai virus itu berhasil dihentikan.
"Selama ini kami telah bertindak dengan keterbukaan, transparansi, dan tanggung jawab, kami telah memberikan informasi kepada WHO dan negara-negara terkait dengan cara yang paling tepat waktu, kami telah merilis urutan genom pada waktu sedini mungkin, kami telah berbagi pengalaman kontrol dan perawatan dengan dunia tanpa syarat, kami telah melakukan segala daya kami untuk mendukung dan membantu negara-negara yang membutuhkan," kata Jinping membela tindakan negaranya melalui konferensi video.
Sebelumnya, Beijing meluapkan kemarahannya terhadap seruan Australia untuk melakukan penyelidikan, menuduh Canberra melakukan tindakan sangat tidak bertanggung jawab yang dapat mengganggu kerja sama internasional dalam memerangi pandemi dan menentang aspirasi bersama rakyat.
(nth)
tulis komentar anda