Kemenkop Catat, 40% UMKM Tutup karena Dampak Pandemi Corona
Selasa, 19 Mei 2020 - 21:40 WIB
JAKARTA - Pandemi Corona telah membuat banyak usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) menutup usahanya. Pada April kemarin, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) mencatat sudah 40% UKM berhenti beroperasi.
Catatan Kemenkop itu juga hampir sama dengan survey fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Padjadjaran yang menunjukkan sebanyak 47% UMKM di Jawa Barat terpaksa tutup. "Kalau dirata-ratakan dengan survey lain yakni 40% UMKM yang akan berhenti. Kita tahu 99% pelaku usaha Indonesia adalah UMKM, dan yang mayoritas itu mikro dan ultra mikro yang mencapai 98%," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki di Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, tekanan yang dirasakan UMKM nampak berbeda dengan tahun 1998. Hal ini terlihat dari dua sisi yang terdampak, yakni sisi supply dan demand. ( Baca:Tahan Suku Bunga, BI Pilih Jaga Rupiah Dibanding Dorong Pertumbuhan )
"Walaupun kita tahu konsumsi sudah disampaikan oleh Sri Mulyani turun tinggal 2,7%, dan investasi juga tinggal 1,7%. Jadi saya kira tepat sekali, sebenarnya kalau mau menyelesaikan masalah ini yang tepat memang kita harus mengaddress UMKM ini karena UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia dengan penyerapan angka tenaga kerja 97% dan share ke PDB 60%," katanya.
Dia menambahkan, sebagian UMKM terus jeli melihat peluang saat pandemi dengan melakukan banting setir memproduksi beberapa barang dan kebutuhan yang sedang tumbuh. Contohnya seperti kebutuhan bahan pokok, makanan, APD untuk sedikit banyak membantu sektor UMKM untuk tetap bertahan.
"Nah yang menarik juga melihat UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital dan marketplace online itu memang meningkat. Hanya disayangkan jumlah UMKM yang sudah terhubung dengan marketplace itu baru 13% atau 8 juta pelaku usaha. 87% masih offline," paparnya.
Catatan Kemenkop itu juga hampir sama dengan survey fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Padjadjaran yang menunjukkan sebanyak 47% UMKM di Jawa Barat terpaksa tutup. "Kalau dirata-ratakan dengan survey lain yakni 40% UMKM yang akan berhenti. Kita tahu 99% pelaku usaha Indonesia adalah UMKM, dan yang mayoritas itu mikro dan ultra mikro yang mencapai 98%," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki di Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, tekanan yang dirasakan UMKM nampak berbeda dengan tahun 1998. Hal ini terlihat dari dua sisi yang terdampak, yakni sisi supply dan demand. ( Baca:Tahan Suku Bunga, BI Pilih Jaga Rupiah Dibanding Dorong Pertumbuhan )
"Walaupun kita tahu konsumsi sudah disampaikan oleh Sri Mulyani turun tinggal 2,7%, dan investasi juga tinggal 1,7%. Jadi saya kira tepat sekali, sebenarnya kalau mau menyelesaikan masalah ini yang tepat memang kita harus mengaddress UMKM ini karena UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia dengan penyerapan angka tenaga kerja 97% dan share ke PDB 60%," katanya.
Dia menambahkan, sebagian UMKM terus jeli melihat peluang saat pandemi dengan melakukan banting setir memproduksi beberapa barang dan kebutuhan yang sedang tumbuh. Contohnya seperti kebutuhan bahan pokok, makanan, APD untuk sedikit banyak membantu sektor UMKM untuk tetap bertahan.
"Nah yang menarik juga melihat UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital dan marketplace online itu memang meningkat. Hanya disayangkan jumlah UMKM yang sudah terhubung dengan marketplace itu baru 13% atau 8 juta pelaku usaha. 87% masih offline," paparnya.
(ihs)
tulis komentar anda