Mensos Instruksikan Pekerja Sosial Ambil Peran Nyata Atasi Dampak Pandemi Covid-19
Selasa, 16 Maret 2021 - 13:44 WIB
Kini, tantangan dalam pembangunan kesejahteraan sosial semakin kuat dan dinamis. Berbagai isu muncul sebagai dampak pandemi Covid-19, di antaranya rasisme, kekerasan, kelaparan, perubahan iklim, ketidakadilan dan ketidakmerataan.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menginstruksikan agar Pekerja Sosial (Peksos) berkontribusi nyata dalam penanganan berbagai tantangan kesejahteraan sosial sebagai dampak pandemi Covid-19. Mensos mengajak Peksos dan pihak terkait memperkuat kerja sama dan mempererat solidaritas.
“Krisis ini juga mengajarkan kepada kita bahwa secara global, kita semua terhubung dan saling mempengaruhi, menembus semua batas dan ‘kotak-kotak' yang selama ini kita yakini sebagai suatu identitas. Mari tingkatkan kerja sama dan mempererat solidaritas,” kata Mensos saat memberikan sambutan dalam peringatan “Hari Pekerjaan Sosial Sedunia 2021” secara daring, di Jakarta (16/03/2021).
Peringatan Hari Pekerjaan Sosial Sedunia setiap tahunnya diperingati pada minggu ketiga pada bulan Maret. Tahun ini diperingati pada 16 Maret 2021. Peringatan ini merupakan mandat dari International Federation of Social Workers (IFSW) bagi negara-negara dan organisasi anggotanya terutama pada para Peksos di seluruh dunia untuk menyuarakan dan mempromosikan isu-isu penting tentang kemanusiaan setiap tahun.
Tahun ini, yang diusung oleh IFSW tahun ini, tertuang dalam global agenda of social work & social development 2020-2030, adalah Ubuntu: I Am because We Are: Strengthening Social Solidarity and Global Connectedness .
Terkait dengan tema kegiatan, Mensos menyatakan, Ubuntu bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Ia yakin nun di seberang lautan sana di Afrika, sebagai makhluk sosial kita juga berbagi nilai-nilai yang sama.
“Kita mempunyai nilai-nilai filosofi dalam budaya kita, kita kenal istilah "bhinneka tunggal ika”, “gotong royong”, "tepo seliro", “musyawarah dalam mufakat”, "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" ada lagi "Pela Gandong" dan lain-lainnya. Semua maknanya merupakan ikatan persatuan yang saling mengangkat saudara", "solidaritas sosial" dan masih banyak lagi filosofi-filosofi hidup orang Indonesia yang sangat beragam,” katanya.
Namun yang paling utama jangan lupa bagaimana dasar negara kita Pancasila jelas menggambarkan filosofi Bangsa Indonesia. Sudah seharusnya setiap silanya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Saya kuatir, lunturnya pemahaman nilai-nilai Pancasila akan mengancam keberlangsungan hidup kita sebagai Bangsa Indonesia,” katanya.
Dalam sambutan selanjutnya, Mensos menyatakan, kita semua memiliki identitas satu, yaitu "manusia" dengan hakekat yang menyertainya. Nilai paling utama dalam hidup sebagai manusia adalah saling menjaga satu sama lain, tidak meninggalkan siapapun, apapun yang terjadi.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menginstruksikan agar Pekerja Sosial (Peksos) berkontribusi nyata dalam penanganan berbagai tantangan kesejahteraan sosial sebagai dampak pandemi Covid-19. Mensos mengajak Peksos dan pihak terkait memperkuat kerja sama dan mempererat solidaritas.
“Krisis ini juga mengajarkan kepada kita bahwa secara global, kita semua terhubung dan saling mempengaruhi, menembus semua batas dan ‘kotak-kotak' yang selama ini kita yakini sebagai suatu identitas. Mari tingkatkan kerja sama dan mempererat solidaritas,” kata Mensos saat memberikan sambutan dalam peringatan “Hari Pekerjaan Sosial Sedunia 2021” secara daring, di Jakarta (16/03/2021).
Peringatan Hari Pekerjaan Sosial Sedunia setiap tahunnya diperingati pada minggu ketiga pada bulan Maret. Tahun ini diperingati pada 16 Maret 2021. Peringatan ini merupakan mandat dari International Federation of Social Workers (IFSW) bagi negara-negara dan organisasi anggotanya terutama pada para Peksos di seluruh dunia untuk menyuarakan dan mempromosikan isu-isu penting tentang kemanusiaan setiap tahun.
Tahun ini, yang diusung oleh IFSW tahun ini, tertuang dalam global agenda of social work & social development 2020-2030, adalah Ubuntu: I Am because We Are: Strengthening Social Solidarity and Global Connectedness .
Terkait dengan tema kegiatan, Mensos menyatakan, Ubuntu bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Ia yakin nun di seberang lautan sana di Afrika, sebagai makhluk sosial kita juga berbagi nilai-nilai yang sama.
“Kita mempunyai nilai-nilai filosofi dalam budaya kita, kita kenal istilah "bhinneka tunggal ika”, “gotong royong”, "tepo seliro", “musyawarah dalam mufakat”, "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" ada lagi "Pela Gandong" dan lain-lainnya. Semua maknanya merupakan ikatan persatuan yang saling mengangkat saudara", "solidaritas sosial" dan masih banyak lagi filosofi-filosofi hidup orang Indonesia yang sangat beragam,” katanya.
Namun yang paling utama jangan lupa bagaimana dasar negara kita Pancasila jelas menggambarkan filosofi Bangsa Indonesia. Sudah seharusnya setiap silanya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Saya kuatir, lunturnya pemahaman nilai-nilai Pancasila akan mengancam keberlangsungan hidup kita sebagai Bangsa Indonesia,” katanya.
Dalam sambutan selanjutnya, Mensos menyatakan, kita semua memiliki identitas satu, yaitu "manusia" dengan hakekat yang menyertainya. Nilai paling utama dalam hidup sebagai manusia adalah saling menjaga satu sama lain, tidak meninggalkan siapapun, apapun yang terjadi.
tulis komentar anda