Hang Nadim Anak Hang Jebat, Laksamana Perang Hebat saat Melawan Portugis di Melaka
Jum'at, 19 Februari 2021 - 05:00 WIB
Hang Nadim diangkat menjadi Laksamana pada tahun 1509. Hal ini karena Hang Nadim turut membantu Sultan Mahmud Shah dalam dua kali peperangan untuk mengambil alih Melaka dari Portugis yakni pada tahun 1516 dan 1524.
Pada tahun 1516 Hang Nadim menyerang Melaka dengan harapan merebut kembali dari Portugis. Namun sayangnya serangan itu tidak berhasil. Kemudian, pada tahun 1524 Hang Nadim kembali mengepung Melaka dengan harapan memutuskan logistik makanan Portugis. Tetapi ternyata Portugis dapat bantuan dari India.
Namun, Hang Nadim tetap membuktikan kepimpinan beliau dan kepahlawanannya dengan mengalahkan Portugis saat mereka menyerang Bintan dan Kopak. Keberanian Hang Nadim ini sangat dihormati oleh orang Melayu dan serangan bertubi-tubi terhadap Portugis telah melemahkan semangat penjajah Portugis di Melaka.
Hang Nadim sendiri semasa hidupnya memiliki umur yang panjang. Setelah Sultan Mahmud Shah mangkat pada tahun 1528, Laksamana Hang Nadim mengabdikan dirinya dengan putra baginda Raja Ali yang bergelar Sultan Alauddin Riayat Syah II hingga tahun 1564.
Kemudian, Hang Nadim terus mengabdikan diri dengan Sultan Muzaffar Shah II (1564 -1570), Sultan Abdul Jalil Shah I (1570 -1571) hingga Sultan Ali Jalla (1571-1597).
Laksamana Hang Nadim menjadikan Johor sebagai pusat gerakannya menyerang dan melawan Portugis di Melaka. Meskipun Laksamana Hang Nadim gagal menghalau Portugis dari Melaka, tetapi benih perjuangan yang disemainya itu terus tumbuh dalam kalangan orang Melayu.
Perjuangan Laksamana Hang Nadim itu membuat dan memunculkan pahlawan-pahlawan Melayu lainnya untuk terus bangkit berjuang menentang penjajah. Hingga saat ini nama Hang Nadim masih terus dikenang di tanah Melayu.
Seperti nama Bandara di Batam yang diberi nama Hang Nadim. Bandara Hang Nadim merupakan Bandara Internasional dan memiliki landasan pacu terpanjang se-Indonesia, yakni 4.025 meter.
Sementara, Malaysia juga memberi nama salah satu kapal perangnya yakni KD Laksmana Hang Nadim-134 yang hingga saat ini masih dipergunakan dalam tiap latihan perang.
Pada tahun 1516 Hang Nadim menyerang Melaka dengan harapan merebut kembali dari Portugis. Namun sayangnya serangan itu tidak berhasil. Kemudian, pada tahun 1524 Hang Nadim kembali mengepung Melaka dengan harapan memutuskan logistik makanan Portugis. Tetapi ternyata Portugis dapat bantuan dari India.
Namun, Hang Nadim tetap membuktikan kepimpinan beliau dan kepahlawanannya dengan mengalahkan Portugis saat mereka menyerang Bintan dan Kopak. Keberanian Hang Nadim ini sangat dihormati oleh orang Melayu dan serangan bertubi-tubi terhadap Portugis telah melemahkan semangat penjajah Portugis di Melaka.
Hang Nadim sendiri semasa hidupnya memiliki umur yang panjang. Setelah Sultan Mahmud Shah mangkat pada tahun 1528, Laksamana Hang Nadim mengabdikan dirinya dengan putra baginda Raja Ali yang bergelar Sultan Alauddin Riayat Syah II hingga tahun 1564.
Kemudian, Hang Nadim terus mengabdikan diri dengan Sultan Muzaffar Shah II (1564 -1570), Sultan Abdul Jalil Shah I (1570 -1571) hingga Sultan Ali Jalla (1571-1597).
Laksamana Hang Nadim menjadikan Johor sebagai pusat gerakannya menyerang dan melawan Portugis di Melaka. Meskipun Laksamana Hang Nadim gagal menghalau Portugis dari Melaka, tetapi benih perjuangan yang disemainya itu terus tumbuh dalam kalangan orang Melayu.
Perjuangan Laksamana Hang Nadim itu membuat dan memunculkan pahlawan-pahlawan Melayu lainnya untuk terus bangkit berjuang menentang penjajah. Hingga saat ini nama Hang Nadim masih terus dikenang di tanah Melayu.
Seperti nama Bandara di Batam yang diberi nama Hang Nadim. Bandara Hang Nadim merupakan Bandara Internasional dan memiliki landasan pacu terpanjang se-Indonesia, yakni 4.025 meter.
Sementara, Malaysia juga memberi nama salah satu kapal perangnya yakni KD Laksmana Hang Nadim-134 yang hingga saat ini masih dipergunakan dalam tiap latihan perang.
(shf)
tulis komentar anda